Jumat, 19/04/2024 - 22:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Uji Coba Pesawat Jet Kerja Sama Korsel-Indonesia Berjalan Sukses

ADVERTISEMENTS

Korsel dorong produksi pesawat jet dalam negeri untuk ganti pesawat militer yang tua

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

SEOUL — Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) mengatakan uji coba pesawat jet produksi dalam negeri berjalan sukses. Korsel mendorong produksi pesawat jet dalam negeri untuk mengganti pesawat militer yang sudah tua di tengah ancaman rudal dan nuklir Korea Utara (Korut).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Jet generasi terbaru yang dikembangkan Korea Aerospace Industries (KAI) dengan dukungan Indonesia ini dirancang sebagai pesawat yang lebih murah dari F-35 Amerika Serikat (AS). Pesawat tempur siluman yang merupakan andalan militer Korsel.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Enam ABK WNI Tewas, Satu Selamat dalam Kecelakaan Kapal Tanker di Jepang

Pada Selasa (19/7/2022) Administrasi Program Akuisi Pertahanan Korsel mengatakan prototipe KF-21 lepas landas pada Senin (18/7/2022) pukul 15:40 dari pangkalan udara militer di selatan Sacheon. Pesawat itu terbang selama 30 menit.

Pesawat baru ini akan terus diuji sampai tahun 2026 ketika produksi massalnya mulai dilakukan. Korsel mengungkapkan prototipe pertama KF-21 pada April tahun lalu. Mereka menyebutnya sebagai tulang punggung pertahanan udara di masa depan dan satu langkah menuju independensi pertahanan.

Berita Lainnya:
Dubes Iran: Jokowi dan Menlu Retno Pahlawan Pembela Palestina

Pada tahun 2014 Korsel dan Indonesia sepakat untuk mengembangkan pesawat jet senilai 8,1 triliun won atau 6,16 miliar dolar. Jakarta sepakat untuk membayar seperlima biayanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Tapi pada tahun 2018 lalu untuk mengurangi beban pada cadangan devisanya Indonesia menegosiasi ulang kesepakatan itu. Kemudian menawarkan membayar bagiannya dengan bentuk barter.

Pada bulan November kedua negara sepakat Indonesia tetap menanggung 20 persen total biaya pengembangan termasuk pembayaran dalam bentuk barang sepertiganya. Walaupun belum ada revisi resmi dalam kontrak kedua negara.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi