Sabtu, 20/04/2024 - 21:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Realisasi Investasi Industri Pengolahan Jadi Terbesar pada Kuartal II 2022

ADVERTISEMENTS

Kontribusi sektor industri bernilai tambah signifikan terhadap realisasi investasi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, berdasarkan sektor usaha, pada kuartal ini realisasi investasi terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, terutama sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang berkontribusi 42,1 persen dari total investasi. Sektor lainnya sebagai penyumbang terbesar terdiri dari sektor pertambangan; sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran serta sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi; dan industri makanan. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan, kontribusi sektor industri yang memberikan nilai tambah, khususnya industri pengolahan terkait hilirisasi tambang, industri makanan, industri kimia dan farmasi yang cukup signifikan terhadap angka realisasi investasi dalam beberapa kuartal terakhir. “Ini merefleksikan transformasi ekonomi di Indonesia terus berlangsung. Kondisi ini sekaligus menunjukkan proses industrialisasi juga tumbuh,” kata dia.  

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun kepada Pemprov Papua Tengah

Kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal ini mencapai Rp 163,2 triliun atau 54 persen dari total investasi, meningkat 39,7 persen dibanding periode sama pada 2021. Kontribusi PMA ini tertinggi dibandingkan beberapa kuartal sebelumnya. 

Hal ini banyak ditunjang oleh realisasi aktivitas hilirisasi tambang dan industri petrokimia yang saat ini sudah banyak memasuki tahap konstruksi. Adapun kontribusi investasi terbesar PMA berasal dari negara Singapura (3,1 miliar dolar AS), Republik Rakyat Tiongkok (2,3 miliar dolar AS), Hongkong RRT (1,4 miliar dolar AS), Jepang (0,9 miliar dolar AS), dan Amerika Serikat (0,8 miliar dolar AS).

Pemerintah, kata Bahlil, memahami situasi perekononomian global saat ini sedang tidak menentu akibat perang Rusia-Ukraina dan pengetatan suku bunga oleh bank sentral Amerika memang akan menjadi tantangan berat bagi iklim investasi di Indonesia pada waktu mendatang. “Hanya saja, dengan melihat kinerja ekonomi Indonesia saat ini serta pertumbuhan realisasi investasi, Kementerian Investasi/BKPM masih tetap optimis target realisasi investasi yang diarahkan Bapak Presiden sebesar Rp 1.200 triliun pada 2022 dapat dicapai dengan kerja bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para investor,” ungkap dia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Survei: Masyarakat Indonesia Semakin Menyadari Pentingnya Industri Halal

Selain mengupayakan pencapaian target realisasi investasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Investasi/BKPM juga terus berupaya mendorong agar investasi yang masuk di Indonesia merupakan investasi berkualitas. Investasi berkualitas dimaksud yakni yang berkelanjutan dan bisa menggandeng Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi