Jumat, 26/04/2024 - 04:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Indef Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Sebesar 5,5 Persen

ADVERTISEMENTS

Pertumbuhan ini didorong oleh momentum libur Lebaran.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Deputy Director Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 bisa mencapai 5,5 persen secara year on year (yoy).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Eko mengatakan, pertumbuhan ini didorong oleh momentum libur lebaran yang membuat mobilitas masyarakat relatif meningkat. Ditambah, aktivitas mudik yang membuat pergerakan transportasi meningkat signifikan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Pergerakan orang dan transportasi selama kuartal II relatif meningkat dan menuju normal, dibanding kuartal II tahun lalu,” ujar Eko, Rabu (20/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
BRIN: Minyak Sawit Paling Memungkinkan Diolah Jadi Energi

Apabila pertumbuhan ekonomi kuartal II mencapai angka itu, lanjut dia, akan muncul optimisme perekonomian yang berpengaruh terhadap kurs rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks keyakinan konsumen dan indeks tendensi bisnis. “Pengaruhnya ke optimisme perekonomian,” ujar Eko.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Namun, ia tidak memungkiri kedepan tetap akan ada risiko ekonomi dari peningkatan angka inflasi. Hal ini bisa berasal dari inflasi komponen bergejolak, inflasi inti serta inflasi harga-harga yang diatur oleh pemerintah.

Berita Lainnya:
Peningkatan Konsumsi BBM di Riau Meningkat 53 Persen Selama Idul Fitri

Selain itu, tambah dia, nilai tukar rupiah ke depan masih akan menghadapi tekanan seiring agresivitas kenaikan suku bunga oleh The Fed. Lalu, risiko resesi global juga dapat menurunkan permintaan ekspor.

“Meskipun Indonesia kemungkinan tidak akan mengalami resesi di tahun ini,” ujar Eko.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II di kisaran 4,8 hingga 5,3 persen (yoy) yang didukung membaiknya konsumsi rumah tangga, investasi, hingga ekspor dan impor.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi