Jumat, 26/04/2024 - 03:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Polisi Saudi Tangkap Warga yang Selundupkan Reporter Israel ke Makkah

ADVERTISEMENTS

Pelaku yang merupakan warga negara Saudi itu langsung ditahan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

RIYADH — Polisi di Makkah mengatakan telah menangkap warga Arab Saudi yang membantu seorang reporter Israel-Yahudi menyelinap ke kota paling suci bagi umat Islam itu. Keterlibatannya telah menentang aturan yang berlaku, bahwa hanya Muslim yang bisa memasuki kota tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Reaksi publik atas kunjungan reporter televisi Gil Tamary langsung muncul di media sosial. Umat Islam di seluruh dunia, termasuk Saudi, mengungkapkan kemarahan atas kejahatannya dan pengabaian terhadap kesucian situs tersebut.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Kecaman itu telah mendorong polisi Saudi mengumumkan penangkapan pria Saudi pada Jumat (22/7/2022), malam. Polisi menyatakan, dia memfasilitasi masuknya jurnalis tersebut ke Makkah yang secara eksplisit melanggar peraturan yang melarang masuknya non-Muslim.

ADVERTISEMENTS

Pelaku adalah warga negara Saudi berjenis kelamin laki-laki dan identitasnya tidak diungkapkan. Dia langsung ditahan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Reporter veteran untuk Channel 13 di Israel, Gil Tamary mengambil gambar dirinya sedang berada Makkah untuk segmen berdurasi sekitar 10 menit yang ditayangkan pada Senin. Dia mengunjungi situs utama di rute dalam pelaksanaan ibadah haji.

Berita Lainnya:
Menlu AS dan China Bahas Situasi Timur Tengah via Telepon

Tamary menjelaskan, dirinya secara sadar telah menyelinap ke Makkah dengan seorang sopir. Dia berbicara dalam bahasa Ibrani dengan tenang sehingga tidak ada yang bisa mendengarnya.

Reporter ini pun mengaku sebagai orang Yahudi Israel pertama yang memasuki kota itu. Dia tidak mengidentifikasi dirinya sebagai orang Israel atau Yahudi kepada pengemudi selama rekaman.

Dalam klip yang ditayangkan, Tamary dan pengemudi Saudi-nya melewati belokan jalan raya yang mengatakan non-Muslim tidak bisa lewat. Kemudian, dia melewati replika Alquran besar yang merupakan pintu gerbang utama ke kota itu.

“Mimpi itu menjadi kenyataan,” katanya saat mereka melewati Makkah dan menuju Gunung Arafat.

Setelah Tamary mendaki gunung, dia mengatakan, polisi mulai mengajukan pertanyaan dan ingin memastikan bahwa dia adalah seorang Muslim. Mereka memutuskan untuk pergi.

Reporter dan Channel 13 menanggapi di Twitter setelah laporan tersebut ditayangkan. Saluran berita, baik dalam bahasa Ibrani dan Arab, mengatakan laporan Tamary didorong oleh keingintahuan jurnalistik dan keinginan untuk menyaksikan dan melihat berbagai hal secara langsung.

Saluran populer Israel itu pun akhirnya meminta maaf atas kemarahan yang dipicu oleh kunjungan Tamary, yang terjadi selama perjalanan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke kota terdekat Jeddah. Times of Israel mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, pejabat pemerintah Israel puas dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh saluran tersebut dan reporternya.

Berita Lainnya:
Serangan Israel Tewaskan Lima Pekerja World Kitchen Central


Sedangkan pemerintah Saudi tidak mengidentifikasi wartawan itu, hanya mengatakan dia non-Muslim dan memiliki kewarganegaraan AS. Keterangan itu menyiratkan bahwa dia memasuki negara itu menggunakan paspor AS karena kerajaan itu tidak memiliki hubungan formal dengan Israel.

Polisi di Makkah mengatakan, mereka membawa tindakan jurnalis itu ke jaksa penuntut umum. Meskipun warga negara Israel itu kini tidak lagi berada di kerajaan.

Peristiwa ini muncul ketika hubungan Saudi-Israel diam-diam tumbuh di tengah kekhawatiran bersama atas musuh bebuyutan Iran. Kejadian ini sepertinya tidak akan menyurutkan hubungan yang sedang dibangun. Secara publik, kerajaan menegaskan kebijakannya adalah bahwa ikatan penuh hanya dapat terjadi ketika kenegaraan dan hak-hak Palestina telah terjamin.


sumber : AP

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi