Jumat, 19/04/2024 - 05:50 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

WHO Nyatakan Wabah Cacar Monyet Darurat Global

ADVERTISEMENTS

Cacar monyet dilaporkan telah meluas di lebih dari 70 negara. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah cacar monyet atau monkeypox adalah situasi luar biasa yang sekarang telah memenuhi syarat sebagai darurat global. Wabah ini dilaporkan telah meluas di lebih dari 70 negara. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


 

ADVERTISEMENTS


Atas kondisi ini, badan internasional ini menyebut perlu upaya lebih untuk menanganinya. Perlu tindakan untuk mengobati penyakit yang dulu pernah terjadi dan kemungkinan membuat adanya perebutan vaksin. 


 


Dilansir dari Al Arabiya, Sabtu (23/7/2022), meskipun cacar monyet telah ditemukan di beberapa bagian Afrika tengah dan Barat selama beberapa dekade, cacar monyet tidak diketahui memicu wabah besar di luar benua. Sementara saat ini telah menyebar luas di antara orang-orang hingga Mei, ketika pihak berwenang mendeteksi puluhan epidemi di Eropa, Amerika Utara, dan tempat lain.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Israel Buka Jalur Tambahan Pengiriman Bantuan Masuk ke Gaza Usai Didesak AS


 


WHO menekankan, mendeklarasikan keadaan darurat global berarti wabah cacar monyet adalah peristiwa luar biasa yang dapat menyebar ke lebih banyak negara. Kondisi ini membutuhkan respons global yang terkoordinasi.


 


Juni lalu, kasus akibat infeksi virus monkeypox dan orthopoxvirus sudah sampai 200 kasus di Amerika Serikat. Para ahli memperingatkan  virus itu bermutasi lebih banyak dari perkiraan.

Berita Lainnya:
Jerman-Polandia Tingkatkan Produksi Amunisi untuk Ukraina


 


Data terkini dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan mayoritas kasus berada di Kalifornia, New York, dan Illinois. Sementara itu, pejabat kesehatan Kentucky mengumumkan kemungkinan kasus pertama di negara bagian itu. Namun, para ilmuwan mencatat wabah itu berpotensi berkembang jauh lebih besar daripada jumlah kasus saat ini. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi