Bayi Prematur Berisiko Dua Hingga Tiga Kali Lipat Derita Stunting

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Risiko bayi prematur terkena stunting bertambah bila berat saat lahir kurang

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan dr. Erna Mulati mengatakan bayi yang terlahir prematur memiliki risiko dua hingga tiga kali lipat untuk menderita stunting.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


“Bayi-bayi prematur itu mempunyai risiko 2-3 kali untuk terjadinya stunting,” kata Erna dalam webinar bertajuk “Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Bagi Balita Sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Indonesia” yang diikuti di Jakarta, Selasa (26/7/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Dia menambahkan risiko tersebut bertambah jika bayi yang lahir prematur memiliki berat badan dan panjang badan lahir rendah.”Kalau dia lahir prematur dan berat badan lahir rendah dan panjang badan pasti juga rendah, ini mempunyai faktor risiko tujuh kali,” katanya.

ADVERTISEMENTS


Erna meminta agar bayi yang memiliki kondisi tersebut segera ditangani oleh dokter spesialis anak.”Bayi-bayi prematur, berat badan lahir rendah, panjang badan lahir kurang dari 48 cm, tidak bisa kita berikan pada kader, tim pendamping atau bidan karena ini memerlukan penanganan khusus sehingga kita harapkan anak-anak ini memang di bawah kontrol dari dokter spesialis anak,” katanya.

ADVERTISEMENTS


Dia mengatakan pemerintah memiliki target untuk menurunkan kasus stunting sebesar 10 persen pada 2024.”Dua tahun lagi kita harus bisa menurunkan sampai 10 persen dan rasanya memang agak sulit menurunkan 5 persen di satu tahun tapi bukan hal yang tidak mungkin kita lakukan,” katanya.

ADVERTISEMENTS


Erna juga mengatakan wilayah yang memiliki kasus stunting tinggi harus memiliki akses yang mudah ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan oleh dokter spesialis anak.

ADVETISEMENTS


sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version