Rabu, 24/04/2024 - 10:23 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Jurus Inovasi dan Ekspansi Industri Farmasi untuk Ketahanan Kesehatan

ADVERTISEMENTS

Indonesia tercatat memiliki kekuatan dengan lebih 240 industri farmasi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Indonesia memiliki banyak potensi riset bidang kesehatan obat, vaksin dan alat kesehatan (alkes), yang terbukti dari lahirnya berbagai produk inovasi kesehatan untuk penanggulangan pandemi Covid-19 di Tanah Air.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Indonesia juga mempunyai kapasitas industri farmasi yang terus berkembang. Saat ini Indonesia tercatat memiliki kekuatan dengan lebih 240 industri farmasi termasuk industri farmasi milik badan usaha milik negara dan swasta. Indonesia juga mempunyai 1.489 pedagang besar farmasi (PBF) pusat dan 1.074 PBF cabang.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Tak hanya itu, Indonesia pun memiliki lebih dari 40 ribu rumah sakit, apotek, klinik dan toko obat yang menggunakan dan mendistribusikan obat-obatan dan alkes. Tentunya ini bertujuan untuk mencukupi atau melayani 270 juta penduduk di Indonesia di mana di dalamnya adalah peserta BPJS Kesehatan sebesar 240,3 juta jiwa.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Libur Lebaran, AirAsia Promo Tiket Rute Internasional


Melihat potensi tersebut, Menteri Kesehatan  Budi Gunadi Sadikin mengajak peran serta industri farmasi  dalam rangka mewujudkan ketahanan kesehatan nasional. “Saat ini Kementerian Kesehatan sedang fokus dalam mewujudkan ketahanan kesehatan sebagai salah satu pilar transformasi kesehatan dengan sasaran terpenuhinya kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan nasional oleh produksi dalam negeri,” kata Budi Gunadi Sadikin dalam satu kesempatan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Untuk mencapai sasaran tersebut, kata Budi, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak termasuk akademisi, industri, pemerintah dan masyarakat agar dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produksi sediaan farmasi dalam negeri.


Satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut telah dilakukan oleh PT Pyridam Farma Tbk yang resmi menyelesaikan transaksi akuisisi 100 persen saham (secara langsung maupun tidak langsung) atas PT Ethica Industri Farmasi yang semula dimiliki oleh Fresenius Kabi AG dan Fresenius Kabi Deutschland GmbH. Penyelesaian transaksi akuisisi saham PT Ethica Industri Farmasi telah dilakukan dengan nominal Rp 163,45 miliar.

Berita Lainnya:
Garuda Indonesia Monitor Situasi Timur Tengah Pascaserangan Iran ke Israel


“Akuisisi PT Ethica Industri Farmasi ini terjadi sebagai bukti nyata inovasi yang kami terus lakukan dengan menambahkan segmen produk baru di bidang injeksi dalam rangkaian produk yang dimiliki Pyridam Farma. Kami berharap dengan adanya akuisisi ini semakin memperkuat posisi Pyridam Farma di bidang healthcare Indonesia,” ujar Presiden Direktur PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), Lee Yan Gwan, dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (4/8/2022).


Selanjutnya, Pyridam Farma akan terus berinovasi menghadirkan produk berkualitas melalui kerja sama strategis dengan berbagai industri dalam upaya memajukan industri layanan kesehatan Indonesia dan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.


 


sumber : siaran pers/antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi