Jumat, 26/04/2024 - 00:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Orang Kaya Menurut Nabi Muhammad

ADVERTISEMENTS

Nabi Muhammad menjelaskan soal orang kaya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Sebagian besar manusia mungkin menganggap bahwa orang kaya adalah orang yang memiliki harta yang banyak, punya mobil mewah dan rumah mewah dan semacamnya. Namun sebetulnya apa definisi kaya menurut Nabi Muhammad SAW?

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Hal itu terungkap dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Kekayaan itu bukan soal keberlimpahan harta benda dunia, melainkan kekayaan yang sejati adalah kekayaan jiwa.”

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Kekayaan hanyalah milik Allah SWT, dan manusia sesungguhnya ada dalam kefakiran sehingga membutuhkan karunia-Nya. Allah SWT berfirman:

ADVERTISEMENTS

“Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya). Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini).” (QS Muhammad ayat 38)

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Karomah Amir bin Abd Qais, Mampu Taklukkan Ular dan Singa

Dari hadits tersebut, Rasulullah SAW menyampaikan kepada umatnya, orang kaya tidak menjadi kaya dengan keberlimpahan harta benda atau uang yang dimilikinya. Karena sejatinya orang menjadi kaya karena memiliki kekayaan jiwa.

Kekayaan jiwa menentramkan hati dan mendamaikan pikiran. Orang yang memiliki kekayaan jiwa tidak mempersoalkan ketika kehilangan kesempatan atau keuntungan. Dia tidak jatuh terjerembab hanya karenanya.

Orang yang kaya jiwa menerima apa yang datang kepadanya, lalu menggunakannya untuk dirinya dan keluarganya. Dia tidak bergantung pada manusia dan tidak merasa cemas dengan apa yang dimilikinya. Sebab, seandainya kekayaan jiwa merupakan kekayaan harta, maka setinggi itu pulalah derajatnya.

Adapun orang yang kaya harta adalah mereka yang memiliki banyak uang. Harta tersebar ke mana-mana. Jiwanya ada dalam harta benda yang dimilikinya, seperti emas, mobil, rumah mewah dan sebagainya. Dia sangat tertarik pada harta dan menginginkan segala sesuatu yang ada di tangan manusia. Ia takut menjadi miskin jika memberi sedekah kepada orang miskin.

Berita Lainnya:
Makna Asmaul Husna Ash Shabur: Bersabar dan tidak Bergantung pada Manusia

Alquran juga telah menjelaskan bahwa kekayaan yang dimiliki seseorang bukan bentuk kasih sayang Allah SWT kepada mereka. Allah SWT berfirman, “Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.” (QS Al-Mu’minun ayat 55-56)

Jalan menuju kekayaan jiwa adalah dengan menerima dengan rasa syukur atas apa yang telah Allah SWT tetapkan dan berikan. Dia yakin apa yang dimilikinya saat ini adalah baik. Sedangkan orang yang kaya harta tapi kikir justru memiskinkan dirinya dan membuatya hina.

Sumber

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi