Sabtu, 20/04/2024 - 01:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Bank Sentral Inggris Naikan Suku Bunga jadi 1,75 Persen

ADVERTISEMENTS

Perang di Ukraina akan memicu inflasi dan mendorong ekonomi Inggris menuju resesi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 LONDON — Bank of England mengumumkan kenaikan suku bunga terbesar dalam 27 tahun pada Kamis (4/8/2022). Bank sentral memperkirakan bahwa perang di Ukraina akan memicu inflasi lebih lanjut dan mendorong ekonomi Inggris ke dalam resesi yang berkepanjangan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Disebutkan, melonjaknya harga gas alam kemungkinan akan mendorong inflasi harga konsumen menjadi 13,3 persen pada Oktober, dari 9,4 persen pada Juni 2022. Diproyeksikan inflasi tersebut akan mendorong Inggris ke dalam resesi akhir tahun ini dengan output ekonomi menurun setiap kuartal dari kuartal keempat 2022 hingga kuartal keempat 2023.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Iran Sebut Fasilitas Nuklirnya Aman, Siap Tembakkan Rudal


Sehingga, Komite Kebijakan Moneter bank sentral memutuskan untuk meningkatkan suku bunga utamanya sebesar 0,5 poin persentase, terbesar dari enam kenaikan berturut-turut sejak Desember. Tingkat bunga saat ini menjadi sebesar 1,75 persen, tertinggi sejak kedalaman krisis keuangan global pada akhir 2008.

Gubernur Bank of England, Andrew Bailey mengatakan, kenaikan tersebut akan meningkatkan biaya pinjaman bagi konsumen. Menurutnya, perbankan memiliki tugas untuk mengendalikan kenaikan harga yang secara tidak proporsional mempengaruhi masyarakat termiskin.


“Saya menyadari dampak signifikan yang akan terjadi dan betapa sulitnya tantangan biaya hidup bagi banyak orang di Inggris,” kata Bailey pada konferensi pers, dilansir AP.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Tiga Anggota Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel


Inflasi sangat berimbas pada kelompok yang paling tidak mampu. Sehingga jika tidak bertindak melawan inflasi yang terus berlanjut, lanjutnya, konsekuensinya nanti akan lebih buruk.


Bank-bank sentral di seluruh dunia sedang berjuang untuk menyeimbangkan upaya mengendalikan inflasi sambil meminimalkan dampak bagi ekonomi yang baru mulai pulih dari pandemi. Suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya pinjaman untuk bisnis dan konsumen.


Ini akan cenderung mengurangi pengeluaran dan mengurangi kenaikan harga. Namun demikian, langkah seperti itu juga memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi