Jumat, 26/04/2024 - 06:30 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Banyak yang Buntung, Ini Tips Aman Berinvestasi

ADVERTISEMENTS

Investor tidak bisa sekadar asal nyemplung tanpa pertimbangan matang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Memilih investasi aman dan berkembang menjadi pilihan yang cukup penting bagi investor. Karena tak jarang banyak mereka yang berniat investasi, justru berakhir buntung. Ingin untang besar, tapi malah tak ada satu pun yang diperoleh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Satgas Investasi mencatat kerugian akibat investasi bodong dalam kurun beberapa waktu terakhir jumlah cukup fantastis. Kerugian masyarakat akibat Investasi Ilegal tahun 2018-2022 mencapai Rp16,7 Triliun

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Menurut perencana keuangan dari Insight Finansia Consulting Ruisa Khoiriyah, dalam berinvestasi, investor tidak bisa sekadar asal nyemplung tanpa pertimbangan matang. Ada beberapa hal yang perlu dipahami sebelum memutuskan berinvestasi, baik itu investasi di produk berisiko tinggi, menengah ataupun rendah.  

ADVERTISEMENTS

“Pertama, keuangan harus dalam kondisi sehat lebih dulu,” ujarnya, Sabtu (6/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Artinya, kata ia, jangan sampai terjadi, cashflow masih pincang dan dana darurat belum aman, asuransi dasar tidak ada, rasio utang tinggi, tapi malah sudah nyemplung ke investasi.

Berita Lainnya:
Kementerian ESDM Lelang Prioritas Tiga WIUPK Mineral Logam

Kedua, yakni mengenali profil risiko sebagai investor. “Apakah profil kita sebagai investor adalah konservatif, moderat atau agresif?.”  

Investasi di produk berisiko tinggi, menurut Rusia, hanya cocok untuk mereka yang berprofil risiko agresif.

Ketiga, pastikan berinvestasi dengan ‘uang dingin’. Uang dingin atau uang nganggur (disposible income) adalah uang yang saat ia turun nilainya atau hilang karena investasi tersebut, hidup pemilik modak baik-baik saja, aman dan terpenuhi.  “Jangan sekali-sekali investasi memakai uang yang sebenarnya bukan kategori disposible income.

Keempat, memiliki tujuan investasi. Termasuk di sini harus merumuskan target dana yang hendak dicapai melalui investasi. Selanjutnya target waktu pemakaian dana, asumsi hitungan investasi, instrumen yang sesuai dengan time horizon investasi dan profil risiko. “Termasuk exit strategy bila hitungan awal tidak sesuai jalan.

Berita Lainnya:
Tokoh Adat Dorong Masyarakat Papua Tanam Sagu Penuhi Sumber Karbohidrat

Kelima, kenali produk investasi. Risikonya apa, underlying asetnya apa, dan sebagainya. Ruisa juga menekankan bahwa pemilihan produk investasi juga bisa disesuaikan dengan target waktu pemakaian karena itu terkait dengan capaian yang diinginkan.   

“Misalnya, kita berinvestasi untuk dana pendidikan anak yang akan kita gunakan enam tahun lagi, maka pilih instrumen investasi jangka panjang yang cukup agresif dan diharap bisa membantu melawan inflasi jangka panjang sekaligus juga memoderasi risiko,” paparnya.

Lantas apakah kripto aman?

Menurut Ruisa, kripto, meskipun banyak yang legal, namun termasuk dalam kategori berisiko tinggi. Hal itu bisa dilihat dari pergerakan harganya. Bisa jadi kripto memiliki peluang memberi untung. Namun, potensi untung itu setara dengan tingkat risikonya yang juga tinggi. “Kripto cocok untuk pemodal yang advanced dengan disposable income yang ingin meraup untung cepat,” ujarnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi