Erdogan Ingin Punya Lembaran Baru Hubungan dengan Rusia

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Turki diketahui berperan dalam menengahi kesepakatan pembentukan koridor gandum

ADVERTISEMENTS

 MOSKOW -– Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Sochi, Jumat (5/8/2022). Pada kesempatan itu, Erdogan menyampaikan harapannya untuk membuka lembaran baru hubungan dengan Moskow.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Erdogan menilai, pertemuannya dengan Putin sangat penting mengingat peran yang dimainkan Rusia dan Turki di kawasan sekitarnya.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


“Saya berharap mereka (Turki-Rusia) akan membuka halaman baru dalam hubungan bilateral. Kami berencana untuk membahas hubungan antara kedua negara di semua bidang dan mencapai kesepakatan tentang bagaimana maju,” kata Erdogan dalam sambutannya, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

ADVERTISEMENTS


“Langkah-langkah yang diambil baik di sektor energi dan dalam penciptaan koridor gandum di Laut Hitam, serta pembicaraan tentang industri pariwisata dan inisiatif yang diterapkan di sektor transportasi, adalah positif bagi kawasan kami,” ucap Erdogan menambahkan.

ADVERTISEMENTS


Turki diketahui berperan dalam menengahi kesepakatan pembentukan koridor gandum di Laut Hitam antara Rusia dan Ukraina. Kesepakatan itu menuai apresiasi mengingat krisis pangan yang kini tengah dihadapi dunia.

ADVERTISEMENTS


Sementara itu, Putin mengungkapkan, Rusia dan Turki memiliki banyak proyek bilateral untuk dilaksanakan. Ia mengatakan, nilai perdagangan bilateral kedua negara telah berlipat ganda pada kuartal pertama 2022. “Cukup untuk mengatakan bahwa perdagangan kita meningkat 57 persen tahun lalu dan pada bulan-bulan pertama tahun ini, termasuk Mei, meningkat dua kali lipat,” kata Putin.

ADVETISEMENTS


Volume perdagangan antara Rusia dan Turki adalah sekitar 35 miliar dolar AS pada 2021. Sementara tahun ini, menurut perkiraan para ahli, perdagangan antara kedua negara tersebut kemungkinan akan tumbuh menjadi 50-60 miliar dolar AS. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version