Kamis, 18/04/2024 - 21:09 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Mengapa Lampu Pesawat Diredupkan Sebelum Mendarat? Ini Penjelasan Pilot

ADVERTISEMENTS

Lampu kabin akan diredupkan saat menjelang pesawat mendarat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Seorang pilot bernama Patrick Smith mengungkapkan alasan mengapa lampu pesawat diredupkan saat mendarat. Penyebabnya bukan polusi cahaya di sekitar bandara yang selama ini diduga publik, namun demi alasan keamanan apabila terjadi keadaan darurat.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Smith mengatakan peredupan lampu dilakukan apabila pesawat mendarat di malam hari atau saat kondisi gelap. Penulis Cockpit Confidential tersebut menjelaskan lampu yang redup diharap membuat penumpang siap bertindak jika terjadi kecelakaan.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Kasus Penyiksaan Anak Selebgram Emy Aghnia, KPAI Soroti Yayasan Penyalur Pengasuh

“Peredupan lampu memungkinkan mata untuk menyesuaikan terlebih dahulu dengan kegelapan, sehingga Anda tidak tiba-tiba dibutakan jika sesuatu terjadi dan listrik padam, dan Anda bisa berlari ke pintu dalam kegelapan atau asap,” ungkap Smith, dikutip dari laman The Sun, Senin (8/8/2022).

Penelitian telah menemukan seseorang butuh waktu 10 menit untuk sepenuhnya menyesuaikan diri dengan ruangan gelap. Suasana kabin dengan cahaya redup akan mempercepatnya. Seorang pramugari bernama Colin Law mendukung hasil riset tersebut.

Berita Lainnya:
Gejala Kelainan Darah yang Perlu Diwaspadai, Segera Periksa Diri ke Dokter

Law menyampaikan, mata manusia membutuhkan lima hingga 10 menit untuk beradaptasi dari lingkungan yang terang ke lingkungan yang gelap. “Untuk mengatasi masalah ini, lampu kabin harus diredupkan atau dimatikan saat take off malam hari,” ujar Law.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi