Kamis, 25/04/2024 - 20:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNETTEKNOLOGI

Israel-Gaza: Lagu Lama Perusahaan Media Sosial Bungkam Suara Palestina

ADVERTISEMENTS

Media sosial berperan bentuk pandangan publik tentang konflik Palestina-Israel.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 GAZA — Selama serangan terbaru Israel di Gaza yang menewaskan 44 orang, termasuk 15 anak-anak, para aktivis Palestina mengklaim raksasa media sosial telah terlibat dalam sensor digital. Ketika warga Palestina di Gaza berjuang menemukan perlindungan, para aktivis Palestina bergulat di ruang digital.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Mereka berjuang agar perusahaan media sosial tidak lagi membungkam di paltform digital. Penasihat advokasi 7amleh, Pusat Arab untuk Kemajuan Media Sosial, Mona Shtaya, mengatakan ini bukan fenomena baru.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Ini telah terjadi selama bertahun-tahun dan berkontribusi membungkam suara kami serta membatasi kami untuk mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan kejahatan perang yang kami hadapi,” kata Shtaya.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Xiaomi Hadirkan Redmi Note 13 Series Varian Baru


Observatorium Palestina untuk Pelanggaran Hak Digital, proyek di 7amleh, didirikan untuk mendokumentasikan dan memberi perhatian pada pelanggaran hak digital yang dihadapi warga Palestina. Platform media sosial berperan penting dalam membentuk pandangan publik mengenai konflik Israel dan Palestina.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Belum lama ini, warganet Twitter membagikan bukti penyensoran oleh Instagram terkait gambar anak perempuan berusia lima tahun bernama Alaa Abdullah Riyad Qaddoum yang terbunuh selama serangan Israel di Gaza pada akhir pekan. Menurut Shtaya, campur tangan media sosial terhadap konflik yang terjadi membuat frustasi dan bukan hal yang bisa diterima.

Berita Lainnya:
Lavender, Mesin AI Milik Zionis Israel Pemandu Pembantai Warga Gaza

Di sisi lain, aktivis mengecam Twitter karena dugaan penyensoran postingannya. “Saya akhirnya diizinkan untuk men-tweet setelah hampir sehari penuh @Twitter mengunci akun saya dengan klaim melanggar aturannya ketika yang saya lakukan hanya melaporkan langsung kondisi #Gaza diserang,” tulis @Omar_Gaza di akun Twitter-nya.


Human Rights Watch pernah mengecam raksasa media sosial Meta karena Facebook dan Instagram memadamkan konten yang diposting oleh warga Palestina saat membahas pelanggaran HAM di Israel dan Palestina.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi