Jumat, 19/04/2024 - 07:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Overkuota 23 Persen, Penambahan Kuota Pertalite Tunggu Restu Kemenkeu

ADVERTISEMENTS

BPH Migas menyatakan Pemerintah berencana tambah kuota Pertalite 5 juta kiloliter

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Realisasi konsumsi Pertalite sudah lebih dari kuota yang ditetapkan. Rencananya, untuk bisa mencegah kelangkaan pasokan pemerintah akan menambah kuota Pertalite, hanya saja hingga kini masih menunggu keputusan dari Kementerian Keuangan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman menjelaskan BPH mencatat bahwa saat ini realisasi penyaluran Pertalite hingga Juli sudah diatas 23 persen terhadap kuota tahun ini. Begitu pula dengan Solar sudah diatas 14 persen dari kuota yang ditetapkan.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
BPH Migas Pastikan Stok Avtur di Bandara Soekarno Hatta Aman Saat Arus Balik


“Saya kira memang ada faktor kecenderungan meningkatnya konsumsi dan memang karena ada shifting konsumsi sejak kenaikan harga Pertamax,” ujar Saleh kepada Republika, Kamis (10/9).


Terkait rencana penambahan kuota, kata Saleh terakhir kesepakatan di Komisi VII DPR RI pemerintah bersepakat akan menambah 5 juta Kiloliter untuk Pertalite. Namun, realisasi ini menunggu dari Kementerian Keuangan.


Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Rabu (9/8) mengatakan alokasi APBN 2022 untuk subsidi BBM kian membengkak hingga mencapai Rp 502 triliun.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Antisipasi Kebutuhan Lebaran, Pertamina Tambah Pasokan Elpiji 7,36 Juta Tabung


Ada tiga hal yang membuat alokasi APBN kian membengkak. Selain volume BBM subsidi yang terus naik dari kuota, harga keekonomiannya juga lebih tinggi dari yang sudah diestimasikan, lalu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).


“Itu semuanya memberikan tekanan pada APBN kita di 2022 ini. Meskipun APBN-nya bagus, surplus sampai bulan Juli, tapi tagihannya ini nanti yang kalau volumenya tidak terkendali akan lebih besar di semester II,” bebernya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi