Kamis, 25/04/2024 - 19:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

IN-DEPTH

Salman Rushdie, Ayat Ayat Setan, Pesulap Merah, dan Para Pengabdi Setan Era Milenial

ADVERTISEMENTS

Siapa para pengadi setan zaman milenial itu?

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Penulis: Akmal Nasery Basral

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

AWALNYA saya ingin memberi judul tulisan ini dengan “Pengabdi Setan”, meminjam judul film terbaru Joko Anwar, untuk tiga peristiwa mutakhir di tanah air yang menyita perhatian publik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Namun saat melakukan sahur puasa tiga hari tengah bulan (ayyamul bidh) jelang subuh tadi, tersiar kabar penusukan terhadap Salman Rushdie, 75 tahun, novelis The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan), yang sedang memberikan kuliah umum di Institusi Chautauqua, New York.

ADVERTISEMENTS

Lembaga yang berdiri pada 1874 itu disebutkan mantan Presiden Theodore Roosevelt sebagai “hal paling Amerika di Amerika ( the most American thing in America)” saat dikunjunginya pada 1905. Tiga presiden AS lainnya yang pernah menyampaikan kuliah umum di Chautauqua adalah Ulysses S. Grant (1875), Franklin D. Roosevelt (1936) dan Bill Clinton (1996).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Moderator Henry Reese baru membuka acara dan menyilakan Salman Rushdie bicara ketika seorang lelaki bergegas naik panggung dan menunjam Rushdie berulang kali di leher dan sekitar tulang belikat.

Pelaku yang diidentifikasi polisi sebagai Hadi Matar, 24 tahun, warga New Jersey, itu juga menikam Reese meski tak membuat luka separah yang dialami sang pengarang kontroversial kelahiran Mumbai, India, yang membuatnya segera diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit di Erie, Pennsylvania, untuk menjalani operasi.

“Saya kira lelaki itu naik panggung untuk memperbaiki mikrofon yang akan dipakai Rushdie,” ujar Julia Mineeva-Braun, seorang saksi mata yang duduk tak jauh dari bibir panggung.

Ayat-Ayat Setan terbit pada 1988 dan menuai kecaman dari dunia Islam karena isinya menghina Nabi Muhammad (di dalam novel nama sang nabi ditulis Mahound). Meski lahir dari keluarga Muslim, Rushdie mengaku dirinya tak menjalankan syariat (non-practicing) dan, pada kesempatan lain, mengaku sebagai ateis.

Setahun kemudian, Ayatullah Khomeini mengeluarkan fatwa hukuman mati bagi Rushdie.

Iming-iming hadiah USD 3 juta (dengan kurs hari ini sekitar Rp 43,9 miliar) ditawarkan bagi siapa pun yang bisa melakukannya.

Tahun 2012, sebuah yayasan agama di Iran menambahkan jumlah hadiah sebanyak USD 500.000 (Rp. 7,3 miliar) sehingga total hadiah menjadi USD 3 juta atau lebih dari Rp 50 miliar.

Belum jelas apakah Hadi Matar termotivasi melakukan penikaman untuk mendapatkan hadiah uang atau sekadar menunjukkan loyalitas umat Syiah yang taat pada fatwa Khomeini.

Sejauh ini aparat kepolisian NYC baru mengumumkan Matar sebagai fans fanatik Iran dan Korps Pengawal Revolusi Iran (Sepah-e Pasdaran-e Enghelab-e Islami).

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Petugas kepolisian mengevakuasi korban penembakan di tengah diskusi tetang penyerangan Charlie Hebdo dan Ayat-Ayat Setan Salman Rushdie di Copenhagen, Denmark, Sabtu (14/2). FOTO/Getty Images

Kata “ayat” dalam bahasa Arab mempunyai beberapa arti. Salah satunya bermakna “tanda”. Ini arti yang sama untuk kata “ot” dalam bahasa Ibrani yang digunakan Perjanjian Lama.

“Tanda” meliputi juga pengertian tentang simbol, indeks, dan ikon. Bahkan disiplin ilmu semiotika pun berasal dari kata bahasa Yunani “semeion” yang berarti “tanda”.

Lalu apa tiga peristiwa mutakhir di tanah air—sebagai “tanda”—yang saya singgung di awal tulisan?

Pertama, film Pengabdi Setan 2 yang sedang diputar di bioskop.

Dalam status Instagramnya, Joko Anwar yang menyutradarai film ini mengumumkan  sampai hari kesembilan penayangan (Jum’at, 12/8) filmnya itu sudah mengumpulkan lebih dari 4 juta penonton. Jika tren ini berlanjut, diprediksi bisa melewati jumlah penonton prekuel sebelumnya Pengabdi Setan (2017) yang mencapai 4,7 juta penonton.

Bagaimana membaca “tanda” ini dalam memahami selera film  masyarakat Indonesia kontemporer?

Mari simak data berikut ini lebih rinci. Sampai pertengahan Juli 2022—sebelum Pengabdi Setan 2 diputar di bioskop, daftar 10 film dengan penonton terbanyak didominasi film horor dan mistik seperti KKN di Desa Penari (9,3 juta penonton, #1), The Doll 3 (1,7 juta penonton, #4), Kuntilanak 3 (1,3 juta penonton, #5), Menjelang Maghrib (550 ribu penonton, #8), Teluh (500 ribu penonton, #9) dan Iblis Dalam Kandungan (494 ribu penonton, #10).

x
ADVERTISEMENTS
1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi