Rabu, 24/04/2024 - 03:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Pembatasan Konsumsi BBM Bisa Kurangi Beban APBN

ADVERTISEMENTS

Menaikkan harga BBM khususnya Pertalite atau Pertamax sekalipun akan bebankan ekonomi

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Pemerintah kompak mengeluh beban subsidi energi ditengah kondisi kenaikan harga minyak dunia. Namun, hingga saat ini pemerintah tak kunjung menyelesaikan Revisi Perpres 191 Tahun 2014 terkait kriteria penerima subsidi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Padahal, payung hukum itu menjadi landasan utama untuk bisa tersalurkannya barang subsidi yaitu BBM, LPG bahkan listrik kepada masyarakat yang berhak. Direktur Eksekutif CORE Indonesia Muhammad Faisal menjelaskan dengan penyaluran barang subsidi secara tepat akan mengurangi beban APBN.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Memang perlu dilakukan pembatasan agar subsidi energi tidak bengkak. Memang seharusnya prinsip subsidi ini kan disalurkan ke tepat sasaran. Perlu pembatasan agar menghindari yang tidak layak dapat subsidi tidak mengkonsumsi BBM subsidi,” ujar Faisal kepada Ahad (14/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Dongkrak Industri Tekstil Nasional, Teten Dukung Komoditas Rami


Namun, karena tak kunjung keluarnya regulasi terkait pembatasan konsumsi maka jalan terbaik kata Faisal adalah menambah subsidi di APBN. Ia memastikan, dengan menambah subsidi tak lantas membuat APBN jebol.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Meski secara belanja subsidi membengkak, namun itu tidak seberapa dibandingkan windfall profit yang dikantongi pemerintah dari kenaikan harga komoditas.


Faisal mencatat APBN semester I tahun ini surplus Rp 73 triliun. Lebih baik dibandingkan kondisi tahun lalu yang defisit Rp 270 triliun. Tahun ini, target defisit APBN sebesar 4,85 persen. Namun dengan kondisi kenaikan harga komoditas yang menambah windfall profit defisit APBN diturunkan jadi 3,9 persen.

Berita Lainnya:
Adhi Karya Setujui Penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi IV


“APBN jauh lebih baik kondisinya saat ini dibandingkan tahun lalu. Kalau kemudian ada opsi menambah kuota subsidi, maka beban belanja subsidi akan bertambah, BBM khususnya. Tapi ini tidak lantas membuat APBN defisitnya melewati target,” ujar Faisal.


Faisal menilai, menaikkan harga BBM khususnya Pertalite maupun Pertamax sekalipun malah akan memperburuk pertumbuhan ekonomi. Sebab, dengan kenaikan harga BBM, maka akan berdampak langsung pada inflasi.


“Saat ini target inflasi kita antara 4-5 persen. Tapi jika harga BBM naik lagi bukan tidak mungkin inflasi bisa naik jadi 6 persen,” tambah Faisal.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi