Sumbangsih Muhammadiyah Bagi Kemerdekaan Indonesia dari Zaman Kolonial Hingga Milenial

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Memasuki era 77 tahun Indonesia tetap menjadi gerakan amar ma’ruf nahi munkar.

ADVERTISEMENTS

Penulis:Prof Dr Agus Suradika, Pakar Pendidikan UMJ dan Wakil Ketua Umum Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jakarta.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Sedikitnya ada dua peran penting Muhammadiyah menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Pertama, Ki Bagus Hadikusumo didukung Kahar Muzakkir dan Kasman Singodimedjo menjadi penentu konsensus nasional penetapan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Konsensus nasional itu menjadi konstitusi dasar sekaligus penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Muhammadiyah menyebutnya sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah, negara kesepakatan dan persaksian. 

ADVERTISEMENTS


Kedua, Jenderal Besar Soedirman  adalah kader Muhammadiyah. Melalui Soedirman perang gerilya terus dikobarkan. Indonesia setelah proklamasi, tetap diakui esksitensinya berkat grilya Soedirman. Dari perjuangan Soedirman inilah lahir Tentara Nasional Indonesia. 

ADVERTISEMENTS


Lalu Apa yang harus diperjuangan Muhammadiyah untuk Indonesia di usia 77 tahun ini?

ADVERTISEMENTS


Muhammadiyah adalah Gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Dua sayap Gerakan itu: mengajak berbuat baik dan mencegah berbuat munkar (Al Imran: 104)  harus terus dikepakan. Dua sayap Gerakan Muhammadiyah, Aisyiah, dan organisasi-organisasi otonomnya terus berkepak. Dari kepakan itu  kini sudah berwujud ratusan Rumah Sakit, Ratusan Panti Asuhan, dan ribuan sekolah. Bahkan, kepakan dua sayap itu sudah sampai ke manca negara.

ADVETISEMENTS


Di milad ke 77 Republik Indonesia tahun 2022 ini, seluruh anak bangsa termasuk aktifis Muhammadiyah dihadapkan pada era disrupsi.  Era di mana terjadinya perubahan masif yang mengubah sistem dan tatanan sosial yang lebih baru. Untuk menjaga eksistensinya Muhammadiyah harus terus bergerak, sebagaimana Soedirman menggerakan perang grilya. Selain bergerak, Muhammadiyah juga terus beradaptasi dan menjadi motor penggerak perubahan. Kasman adalah sosok adaptif yang patut menjadi contoh. 


Ummat Islam memiliki  surat ar-Radu ayat 11. Terjemaan ayat tersebut: “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Muhammadiyah  harus menjadikan ayat ini sebagai spirit perubahan. Berubah sesuai perkembangan zaman, sekaligus menjadi aktor perubahan zaman tersebut. Dirgahayu 77 tahun Republik Indonesia. Menyongsong Muktamar ke 48 Muhammadiyah tahun 2022.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version