Kamis, 25/04/2024 - 08:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

IN-DEPTH

Rakyat Sumatra Barat Tahu Proklamasi Kemerdekaan Hanya Selang Sehari dari 17 Agustus 1945

ADVERTISEMENTS

Maklumat Kemerdekaan Indonesia Disiarkan di Bekas Kantor Persatuan Saudagar Indonesia

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Penulis: Fikrul Hanif Sufyan**

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Pasca kekalahannya pada Perang Dunia II, Pemerintah Dai Nippon berupaya untuk menutupi berita dibom atomnya Hiroshima dan Nagasaki.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Berita kekalahan Jepang, diperoleh lewat jasa seorang  pegawai kantor PTT di Bukittinggi dan Padang—yang telah menerima berita proklamasi dari kantor berita Domei,  mereka segera menyebarluaskannya pada tokoh-tokoh Sumatra Barat (Kementerian Penerangan, 1953: 84).

ADVERTISEMENTS

Mengingat jauhnya jarak antara Sumatra Barat dengan Jakarta, tentu banyak orang menduga berita kemerdekaan itu baru sampai lebih dari dua minggu. Rupanya tidak. Berita kemerdekaan Indonesia itu diterima orang Minang bervariasi, mulai dari tanggal 17 Agustus sampai 20 Agustus 1945.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Sebaran pertama terjadi di Bukittinggi— diawali pegawai PTT bernama Ahmad Basya menangkap berita Proklamasi yang disiarkan kantor Domei Bandung (Haluan, 15 Agustus 1975).

Lalu berita itu diketik Asri Aidid gelar St. Rajo Nan Sati sebanyak 10 rangkap, selanjutnya dibawa diam-diam keluar gedung dan ditempelkan di lokasi-lokasi penting di Bukittinggi malam itu juga.

Pada 18 Agustus 1945 selebaran itu, cepat terbaca oleh beberapa orang, dan segera tersebar melalui lisan. Selain selebaran, berita kawat diterima Adinegoro—yang menjabat Sekretaris Chuo Shangiin. Namun, ia masih ragu-ragu.

Sekelompok pemuda revolusioner kemudian meminta berita kawat tersebut, dan menyerahkannya kepada Moh. Safei  tanggal 19 Agustus 1945. Sorenya, Moh. Syafei mengadakan rapat di rumah dr. Rasyidin, Padang Panjang.

Dalam pertemuan itu disepakati, untuk memperbanyak selebaran dan berita kawat  itu dan disebarkan secara diam-diam ke berbagai kantor pemerintah, serta masyarakat. Pada tanggal 20 Agustus 1945 selebaran dan berita kawat diperbanyak di kantor Hokokai.

Sehari hari sebelum berita itu sampai ke Moh. Syafei—K. Dt. Rajo Sikumbang telah menerima berita Proklamasi yang disiarkan Kantor Berita Domei Jakarta. Ia baru menyampaikan berita itu, keesokan harinya pada Ibrahim Gandi dan Muin Dt. Rajo Endah.

Kemudian mereka mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat lainnya dan para pemuda untuk mengibarkan Merah Putih di tempat-tempat umum dan rumah-rumah penduduk.

Sebaran berikutnya terjadi Padang. Seorang pegawai kantor PTT yang berlokasi di Jalan Belatung, bernama Alaidin menyampaikan berita itu kepada Arifin Alief, Sidi Bakaruddin, Isamel Lengah dan beberapa pemuda lainnya tanggal 18 Agustus 1945.

Setelah menerima berita itu, beberapa pemuda melakukan pertemuan yang diadakan secara berkelompok, di antaranya: satu kelompok di Sawahan 5, di rumah Munir Latif, dan kelompok Jahja Djalil berkonsultasi dengan  Abdullah, Mr. Sutan Moh. Rasjid, dan dr. Atos. (Joenoes, 2003).

Menindaklanjuti berita kawat itu, Ismael Lengah dan beberapa mantan Giyu Gun melakukan pertemuan di Pasar Gadang tanggal 19 Agustus 1945. Mereka pun sepakat, untuk memperbanyak berita kemerdekaan dan merebut kekuasaan dari tangan Jepang. (Salim, 1987: 32).

Menindaklajuti tersebarnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 27-29  Agustus 1945,  elite politik Sumatra Barat menyelenggarakan rapat pertamanya di bekas Kantor Peersatuan Saudagar Indonesia (PERSDI)–kemudian berubah nama menjadi Balai Penerangan Pemuda Indonesia (BPPI). Kini, kantor BPPI berada di kawasan Pasar Mudik –bagian dari kota tua Padang.

Dalam rapat itu, seluruh peserta rapat menyetujui tiga agenda pokok. Pertama, menyiarkan proklamasi kemerdekaan untuik seluruh Sumatra, dengan anjuran bahwa seluruh rakyat Sumatra mengakui kemerdekaan Indonesia, yang dimaksud dalam teks Proklamasi.

Kedua, mengeluarkan maklumat untuk membubarkan Seikaiganshu Hookookai (Badan Kebaktian Rakyat) yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang. Seluruh kekayaan milik badan ini diserahkan, untuk meneruskan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Ketiga, membentuk Komite Nasional Indonesia daerah Sumatra Barat, seiring dengan pengumuman Presiden Soekarno pada 22 Agustus 1945. Untuk anggotanya dipilih dari pengurus Hookookai lama yang beranggotakan 41 orang. Beberapa anggota eks Hookookai itu antara lain Chatib Sulaiman, Syekh Moh. Djamil Djambek, dan Moh. Sjafei.

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi