Kamis, 25/04/2024 - 16:00 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Tanda Work-Life Balance Anda Terganggu, Kenali Penyebabnya

ADVERTISEMENTS

Tak semua orang bisa mengenali tanda-tanda work-life balance terganggu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Ada cukup banyak orang yang sulit menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau work-life balance. Namun, tak semua orang bisa mengenali tanda-tanda bila work-life balance mereka terganggu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Sebuah survei yang dilakukan oleh Grand Canyon University terhadap 600 orang pebisnis menemukan bahwa lebih dari 50 persen responden bekerja lebih dari 40 jam per pekan. Survei ini juga menemukan bahwa 63,3 persen pebisnis bekerja setidaknya lima jam di akhir pekan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Hal ini juga didukung oleh semakin jarangnya orang bekerja dan pulang tepat waktu. Kebanyakan, para pekerja menjalani jam kerja yang lebih panjang sehingga mereka memiliki lebih sedikit waktu untuk kehidupan pribadi.

ADVERTISEMENTS


Menurut GOBankingRates, ada delapan tanda yang dapat mengindikasikan bahwa seseorang perlu memperbaiki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan mereka. Berikut ini adalah delapan tanda tersebut, seperti dilansir KYW News Radio, Kamis (18/8/20222):

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


1. Kurang tidur


Jam kerja yang panjang dapat membuat orang-orang harus merelakan jam tidur mereka. Padahal, kurang tidur bisa membawa pengaruh buruk bagi kesehatan tubuh dan juga performa pekerjaan. Menurut studi dalam jurnal Nature Aging, durasi tidur yang dapat membawa manfaat adalah sekitar tujuh hingga delapan jam per malam.

Berita Lainnya:
Manfaat Lain Olahraga Menurut Penelitian: Menenangkan dan Turunkan Stres di Otak


2. Burn out


Stres yang berlebihan dan berlangsung dalam jangka panjang bisa memunculkan kelelahan emosional, fisik, dan mental. Kondisi ini dikenal pula sebagai burn out.


Bagi pekerja, ada banyak faktor yang bisa memicu terjadinya burn out. Sebagian di antaranya adalah tuntutan untuk bisa dihubungi setiap saat dan lingkungan kerja yang tak sehat atau toxic.


Merasa terhubung dengan pekerjaan merupakan hal yang baik. Namun, memasang target dan ekspektasi yang tak realistis bisa menjadi bumerang.


3. Tak mengambil jeda istirahat


Setiap orang berhak untuk mendapatkan waktu istirahat, meski hanya sekedar duduk santai di bangku. Jeda istirahat bisa meringankan stres sekaligus menyegarkan pikiran di sela-sela pekerjaan. Bila seseorang merasa bahwa dirinya tak bisa mengambil jeda libur meski hanya satu hari, itu menandakan bahwa pekerjaan telah menyita kehidupannya terlalu banyak.


4. Melewatkan momen


Memiliki waktu yang berkualitas dengan keluarga atau orang terkasih merupakan hal yang juga patut diperjuangkan. Namun, orang yang tak memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan biasanya kerap melewatkan momen-momen berharga bersama orang-orang terdekat karena harus meluangkan lebih banyak waktu untuk bekerja.

Berita Lainnya:
Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Minum Delapan Gelas Air Hangat Setiap Hari?


5. Masalah kesehatan


Terlalu memaksakan diri dalam bekerja bisa memicu masalah kesehatan, baik pada fisik maupun mental. Ketika hal ini terjadi, sudah saatnya untuk mulai mengevaluasi kembali situasi pekerjaan yang dihadapi. Luangkan waktu untuk bisa merawat diri sendiri di tengah padatnya aktivitas.


6. Bekerja saat liburan


Bekerja dan liburan sebenarnya merupakan dua hal yang sepatutnya tak dilakukan bersamaan. Ketika sudah waktunya berlibur, cukup nikmati momen yang ada dan jauhi pikiran mengenai pekerjaan.


7. Merasa tidak cukup


Menurut survei, sekitar 30 persen pebisnis mengungkapkan bahwa hal yang membuat mereka sulit untuk menciptakan keseimbangan pekerjaan dan kehidupan adalah perfeksionisme. Keinginan untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin merupakan hal yang normal. Namun, keinginan tersebut tak harus dicapai dengan mengorbankan kesejahteraan diri.


8. Sulit bahagia


Bagian penting dalam menciptakan keseimbangan pekerjaan dan kehidupan adalah memiliki kepuasan akan pekerjaan dan juga kehidupan. Bila seseorang tak merasa bahagia saat di rumah atau di kantor, berarti ada hal yang perlu diubah. Coba tuliskan harapan-harapan pribadi dan profesional yang ingin diraih, evaluasi situasi yang ada, dan pahami apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki keduanya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi