Sabtu, 20/04/2024 - 01:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

WHO: Rasisme Buat Perang di Ethiopia tak Dapat Perhatian Dunia

ADVERTISEMENTS

WHO mempertanyakan perang Ethiopia yang tak dapat perhatian yang sama dengan Ukraina

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

LONDON — Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan rasisme berada di balik kurangnya perhatian internasional yang diberikan pada nasib warga sipil di wilayah Tigray yang dilanda perang di Ethiopia. Dia menyebutnya sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Mungkin karena warna kulit warganya,” kata Tedros yang berasal dari Tigray dalam jumpa pers virtual pada Rabu (17/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Seorang Pemuda Berusia 22 Tahun Tewas Akbat Serangan Panas di Malaysia

Pada April tahun ini dalam sebuah pengarahan, Tedros mempertanyakan apakah kehidupan kulit hitam dan putih dalam keadaan darurat di seluruh dunia diberikan perhatian yang sama. Dia mempertanyakan secara emosional mengapa situasinya tidak mendapatkan perhatian yang sama dengan konflik Ukraina. Padahal sebanyak enam juta orang tidak dapat mengakses layanan dasar.

Direktur kedaruratan WHO Mike Ryan juga mengecam kurangnya kekhawatiran tentang kekeringan dan kelaparan yang terjadi di Tanduk Afrika dan krisis kesehatan berikutnya. “Sepertinya tidak ada yang peduli tentang apa yang terjadi di Tanduk Afrika,” kata Ryan.

Berita Lainnya:
Wamenlu Cina Angkat Isu Palestina di Boao Forum for Asia 

WHO menyerukan 123,7 juta dolar AS untuk mengatasi masalah kesehatan akibat meningkatnya kekurangan gizi di wilayah tersebut. Sekitar 200 juta orang hidup dan jutaan orang kelaparan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi