Kamis, 25/04/2024 - 14:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Presiden Taiwan: Tekanan China Besar dan tak Tergambarkan

ADVERTISEMENTS

AS telah memprediksi, tekanan China terhadap Taiwan terus berlanjut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 TAIPEI — Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyampaikan pujian dan apresiasi terhadap para personel angkatan laut Taiwan. Menurut dia, tekanan dan provokasi China yang mereka hadapi tak bisa digambarkan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Dalam menghadapi pelecehan dan provokasi China di luar perairan teritorial Taiwan, bahkan lebih penting untuk mengawasi dinamika kapal musuh setiap saat. Tekanannya sangat besar sehingga tak tergambarkan,” kata Tsai saat mengunjungi pangkalan angkatan laut Suao di pantai timur laut Taiwan pada Kamis (18/8/2022) malam.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Tsai menilai, militer Taiwan, khususnya angkatan laut, telah menunjukkan keberanian yang tergoyahkan dalam menghadapi tekanan China dan tetap merespons dengan tenang. “Walaupun terkadang menghadapi angin dan ombak yang tidak terduga, selama kawan-kawan di kapal bersatu, mereka dapat mengatasi semua tantangan di depan mereka. Ini adalah semangat rakyat Taiwan, tetapi juga semangat perwira angkatan laut dan pelaut,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS


Pemerintah Amerika Serikat (AS) memprediksi, tekanan China terhadap Taiwan akan terus berlanjut. Washington menilai, tindakan Beijing di sekitar Selat Taiwan sangat tidak stabil.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
China Sebut Hubungan Ekonominya dengan Rusia tak Terkait Perang


Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Daniel Kritenbrink, mengatakan, China telah memanfaatkan kunjungan Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi ke Taiwan untuk mengubah status quo di kawasan tersebut. Terkait hal ini, dia menyinggung latihan militer besar-besaran yang digelar China di sekitar Selat Taiwan setelah lawatan Pelosi.


“China telah menggunakan kunjungan Ketua House of Representatives AS, kunjungan yang konsisten dengan kebijakan satu China kami dan belum pernah terjadi sebelumnya, sebagai dalih untuk meluncurkan kampanye tekanan intensif terhadap Taiwan dan mencoba mengubah status quo, membahayakan perdamaian dan stabilitas di selat serta di kawasan yang lebih luas,” kata Kritenbrink, Rabu (17/8/2022).


Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan pada 2-3 Agustus lalu telah memicu kemarahan China. Beijing diketahui mengklaim Taipei sebagai bagian dari wilayahnya. Dalam kunjungannya, Pelosi menegaskan dukungan AS untuk Taiwan.

Berita Lainnya:
Sedikitnya 5.881 Pelajar Palestina Terbunuh Akibat Serangan Israel ke Gaza


Menanggapi kunjungan Pelosi, China menggelar latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan pada 4-7 Agustus lalu. Dalam latihan itu, China mengerahkan seluruh armadanya, yakni udara, darat, dan laut.  Beijing bahkan menguji peluncuran rudal balistik. Latihan tersebut tak pelak memanaskan tensi di Selat Taiwan.


Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan, China telah secara brutal menggunakan tindakan militer untuk mengganggu perdamaian dan stabilitas regional. “Kami tidak akan pernah tunduk pada tekanan. Kami menjunjung tinggi kebebasan dan demokrasi, serta percaya bahwa warga Taiwan tidak menyetujui tindakan intimidasi China dengan kekerasan dan gemerincing pedang di depan pintu kami,” ucapnya kepada awak media pada 7 Agustus lalu, dilaporkan Bloomberg.


AS tak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun ia mendukung Taipei dalam menghadapi ancaman China. Presiden AS Joe Biden bahkan sempat menyatakan bahwa negaranya siap mengerahkan kekuatan jika China menyerang Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu faktor yang meruncingkan hubungan Beijing dengan Washington. 


sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi