Rabu, 24/04/2024 - 11:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

NFA: Sistem Resi Gudang Perkuat Tata Kelola Stok Pangan

ADVERTISEMENTS

Komoditas yang sudah masuk dalam sistem resi gudang dinominasi gabah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Penerbitan sistem resi gudang sangat penting untuk mengendalikan stok, masa simpan dan penjualan produk. Implementasi resi gudang di sektor pangan dapat dimanfaatkan dalam memastikan jumlah ketersediaan produk untuk mendukung stabilisasi harga pangan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, mengatakan, implementasi SRG ini merupakan hasil kolaborasi antara NFA, Holding BUMN Pangan ID FOOD, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai regulator dan pengawas SRG, dan Bank BJB. Arief mengatakan, penerapan SRG sejalan dengan tugas dan fungsi Badan Pangan Nasional dalam menetapkan kebijakan stabilisasi harga dan distribusi pangan serta penetapan jumlah cadangan pangan pemerintah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Kami mengapresiasi keberhasilan ID FOOD Group dalam penerbitan resi gudang. Ini adalah bukti bahwa ID FOOD memiliki pengelolaan sistem manajerial dan teknis yang baik sehingga mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak seperti Bank BJB dalam hal dukungan pembiayaan sistem resi gudang. Ke depannya, diharapkan semakin banyak kolaborasi positif seperti ini pada sektor pangan,” ujarnya dalam keterangan resmi, akhir pekan ini.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Jasa Marga Pastikan tak Ada Korban Jiwa


Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, komoditas pangan yang telah masuk dalam SRG masih didominasi gabah sebesar 21.761 ton, beras 13.128 ton, gula 6.750 ton, dan lainnya. Arief berharap, pemanfaatan SRG di masa mendatang semakin meningkat agar pasokan pangan dapat dijaga dengan baik, stabil dan tidak terjadi gejolak harga baik di petani maupun konsumen.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Untuk gula sendiri yang telah masuk dalam SRG sebanyak 6.750 ton, kedepannya kita akan dorong terus, khususnya PTPN dan ID FOOD, untuk menambah kuantitasnya, sehingga dapat menjadi cadangan stok untuk stabilisasi harga,” paparnya.

Berita Lainnya:
ID Food Jaga Stok Tetap Aman Selama Lebaran


Arief mengatakan, penerapan SRG sangat penting untuk memperkuat ekosistem pangan nasional. SRG berfungsi sebagai manajemen stok, efisiensi rantai pasok, serta dapat digunakan sebagai instrumen untuk menstabilkan harga. Selain itu, SRG juga berfungsi sebagai sarana pembiayaan, sehingga dapat mendukung permodalan bagi petani dan pelaku usaha di sektor pangan.


“Di sektor gula, pembiayaan SRG merupakan salah satu instrumen untuk memaksimalkan penyerapan produksi gula petani yang dapat didistribusikan pada wilayah yang memerlukan ataupun disimpan di gudang untuk mengantisipasi gejolak harga,” ujar Arief.


Sebagai salah satu komoditas pangan strategis, stabilitas gula menjadi perhatian pemerintah. Presiden Joko Widodo meminta agar ada perbaikan tata kelola gula yang holistik dari hulu ke hilir untuk mewujudkan swasembada gula mulai dari peningkatan produksi dan produktivitas tanam tebu, perbaikan fasilitas pabrik gula, hingga kepastian jaringan distribusi gula.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi