Kamis, 25/04/2024 - 08:02 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Bank Indonesia Perluas Kepesertaan BI-FAST

ADVERTISEMENTS

Pengembangan BI Fast saat ini masih di fase satu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Bank Indonesia  (BI) terus memperluas kepesertaan BI-FAST yang saat ini sudah mencapai batch empat, berjumlah 77 peserta. Saat ini, kategorisasinya meliputi lima bank pemerintah atau Himbara, 49 peserta bank swasta nasional, 21 Bank Pembangunan Daerah (BPD) beserta Unit Usaha Syariah (UUS), satu bank asing, satu pihak lain yakni KSEI, dan Bank Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Kepala Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran (DPSP) BI, Ida Nuryanti mengatakan jumlah peserta terus ditambah hingga batch enam. Menurutnya, sebanyak 49 bank sudah komitmen untuk menjadi peserta BI-FAST.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Kita akan lihat dari 49 itu kesiapannya, kita akan survei check point, aspek people, proses, dan teknologinya, lalu nanti batch enam kita buka untuk selain bank,” kata dia dalam Taklimat Media Bank Indonesia, Selasa (30/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Jakpro Beri Diskon 25 Persen Sewa Lapangan JIS Selama Ramadhan


Ida menyampaikan, pengembangan BI Fast saat ini masih di fase satu. Fase dua akan mulai pada Mei 2023 dengan pengembangan layanan ke direct debit, bulk credit, dan request for payment.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Menurutnya, kepesertaan saat ini telah meliputi 85 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional. Termasuk dengan adanya peserta BPD yang menjangkau hingga ke daerah-daerah.


Mayoritas BPD menggunakan sistem multi tenansi atau jasa pihak ketiga yakni dari perusahaan Rintis. Sistem kepesertaan ini dinilai lebih efisien dan murah karena tidak perlu menyediakan infrastruktur teknologi sendiri.


“Memang sekarang baru ada Rintis yang lebih dulu bergabung, tapi kami terbuka untuk provider pihak ketiga siapa pun untuk juga bergabung, ada juga nanti agregator yang komitmen masuk di batch lima,” katanya.

Berita Lainnya:
Menteri ESDM Tegaskan Pasokan Migas Aman di Tengah Konflik Iran-Israel


Kepala Departemen Pengelolaan Sistem Informasi (DPSI) BI, Endang Trianti menambahkan biaya untuk BI-FAST memungkinkan untuk turun dengan semakin banyaknya kepesertaan. Menurutnya, jumlah dan nilai transaksi akan meningkat seiring dengan perluasan kepesertaan, kanal, dan lainnya.


Sejak diimplementasikan pada Desember 2021, volume transaksi terus meningkat. Selama periode 1 Januari hingga 24 Agustus 2022, total volume dan nominal transaksi kredit transfer mencapai 224,8 juta transaksi dan Rp 810,4 triliun.


Secara bulanan, nilainya naik 16 persen menjadi 1,83 juta transaksi per Agustus 2022, dari 1,57 juta transaksi per Juli 2022. Sementara nilai per Agustus 2022 adalah Rp 205 triliun, naik dari Rp 177 triliun pada Juli 2022.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi