Kamis, 25/04/2024 - 23:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

IN-DEPTH

Pembunuhan KM 50, Duren Tiga: Buruknya 'Kurikulum Tersembunyi' Pembelajaran Kemanusiaan

ADVERTISEMENTS

Apa yang kini terjadi membuktikan kecenderungan perilaku hewan dalam diri manusia

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 Penulis:Prof Dr Agus Suradika, Pakar Pendidikan UMJ dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Pembunuhan enam laskar FPI di tol Jakarta-Cikampek KM 50 dan Brigadir J di Duren Tiga merupakan kejadian nyata di abad peradaban yang dikritik oleh Elias Canetti dalam bukunya Masse und Macht (Crowd and Power: massa dan kekuatan) yang terbit tahun 1960. Canetti, seorang novelis dan pemikir abad ke-20  yang memusatkan karyanya pada kekuasaan dan kematian ini   menyatakan, ketika ratio manusia bertumbuh dalam peradaban yang sangat tinggi di abad ke-20, di mana modernisme yang kemudian  berkembang ke post-modernisme, dan manusia sudah berada di tahapan puncak evolusi menjadi manusia sempurna dan telah membuktikan dirinya sebagai makhluk yang super rasional, Cenetti justru melihat masih adanya kecenderungan perilaku hewan di dalam diri manusia. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Viral Seorang Ibu Menangis Tak Mau Maafkan Anaknya, Ditangkap Polisi karena Tawuran: Mak Capek


Boleh jadi, perilaku hewan yang dilakukan oleh manusia karena ia tidak dapat menggunakan akal sehat sebagai penuntun perilakunya, melainkan lebih didominasi oleh kekuatan hawa nafsunya. Dalam al-Qur’an, perilaku ini ditegaskan sebagai perilaku dari orang-orang yang memposisikan keinginan (hawa nafsu) sebagai tuhannya (al-Furqon: 43).

ADVERTISEMENTS


Kritik Canetti sangat benar. Di abad 21 ini, di Indonesia,  kita menyaksikan masih ada segelintir makhluk sempurna yang bernama manusia yang dengan kekuatan dan kekuasaannya membunuh manusia yang seharusnya mereka ayomi.  Kekuatan dan  kekuasaannya seperti tampak lebih didominasi oleh nafsu hewan. Membunuh sesama manusia dianggap sebagai sesuatu yang boleh dan biasa, padahal dengan kekuatan dan kekuasaannya mereka dapat melindungi dan mensejahterakan manusia yang dikuasainya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Viral Seorang Ibu Menangis Tak Mau Maafkan Anaknya, Ditangkap Polisi karena Tawuran: Mak Capek


Dua peritiwa itu: KM 50 dan Duren Tiga dapat dikatakan sebagai potrek buruk hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) pelajaran tentang polisi dan kemanusiaan yang tersaji secara vulgar di luar sekolah.


Philip W.Jackson dalam bukunya Life in Classroom (1968) mendefinisikan Kurikulum tersembunyi sebagai hal-hal yang di luar kurikulum fisik/formal yang memiliki dampak kepada murid, bahkan pada satu konteks dapat memberikan kesan yang lebih kuat kepada setiap murid. Sepaham dengan Jackson, dalam bahasa yang lain Jane Martin (1983) memaknai  hidden curriculum  sebagai hasil sampingan dari pendidikan dalam latar sekolah atau luar sekolah, khususnya hasil yang dipelajari, tetapi tidak secara tersurat dicantumkan sebagai tujuan pendidikan. 

 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi