Jumat, 19/04/2024 - 15:01 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Operasi Disfungsi Ereksi Berhasil Dilakukan di RS Melinda Bandung

ADVERTISEMENTS

Masalah disfungsi ereksi disebabkan beberapa hal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

BANDUNG–Operasi disfungsi ereksi kini tidak harus berangkat ke luar negeri namun di dalam negeri sudah bisa dilakukan agar kembali berfungsi. Salah satu rumah sakit yang pertama bisa mengoperasi disfungsi ereksi yaitu Rumah Sakit Melinda di Jalan Cipto, Kota Bandung.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

dr Kuncoro Adi mengatakan operasi disfungsi ereksi baru pertama kali dilakukan di Indonesia yaitu di Rumah Sakit Melinda. Pihaknya memasang alat bantu ereksi kepada dua pasien yang mengalami disfungsi ereksi.

ADVERTISEMENTS

“Ini yang pertama (berhasil pasang),” ujarnya belum lama ini.

Ia mengatakan disfungsi ereksi dapat diobati oleh obat-obatan. Namun, di luar negeri disfungsi ereksi dapat diobati melalui operasi menggunakan alat bantu ereksi seperti inflatable penile prosthesis dan maleable penile prosthesis.

Berita Lainnya:
5 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Pemudik dengan Kendaraan Pribadi

“Alat ini pilihan terakhir bagi pasien yang tidak bisa ereksi lagi dan sudah melakukan pengobatan,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Kuncoro mengatakan alat bantu ereksi tersebut ditanam di dalam penis. Ia mengatakan bagi mereka yang normal jika akan ereksi terisi oleh darah sedangkan mereka yang disfungsi ereksi diganti alat tersebut.

“Inflatable dia sistem pompa, jadi yang masuk itu air untuk bisa ereksi kalau orang normal itu darah,” katanya.

Sedangkan maleable semi rigid dan dapat dibengkokan serta diarahkan. Ia mengatakan kedua alat ereksi aman digunakan dan alat bantu ereksi ini dapat ditanam di penis pasien selama 10-14 tahun.

Berita Lainnya:
Sering Santap Makanan dan Minuman Manis Saat Buka Puasa, Waspadai Dampaknya

Ia mengatakan efek samping dari alat bantu ereksi ini ada tiga yaitu malfungsi alat, infeksi pasca operasi, dan erosi atau alat mengalami preposisi.

Kuncoro menambahkan berdasarkan data Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Indonesia tahun 2019 prevalensi disfungsi ereksi para pria usia tahun 20-80 tahun sebesar 35 persen. Ia mengatakan masalah disfungsi ereksi disebabkan beberapa hal seperti vaskulogenik maupun jantung, diabetes dan prostat. Selain itu masalah lainnya yaitu trauma akibat kecelakaan.

Terkait harga, ia mengatakan alat tersebut mencapai puluhan hingga ratusan juta. Namun pihaknya tengah mendorong agar alat tersebut masuk dalam asuransi kesehatan pemerintah.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi