Jumat, 19/04/2024 - 23:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Pakistan Bergulat dengan Demam Berdarah dan Berbagai Penyakit Menular

ADVERTISEMENTS

Pakistan tengah berjuang untuk memerangi wabah demam berdarah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

ISLAMABAD — Pakistan tengah berjuang untuk memerangi wabah demam berdarah dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air. Pemerintah dan badan amal mendirikan ratusan kamp medis di seluruh negeri untuk merawat pasien di daerah yang dilanda banjir.  

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Menurut data yang dibagikan oleh Pusat Koordinasi Respons Banjir Nasional (NFRCC), hujan monsun bersejarah dan gletser yang mencair di pegunungan utara membawa banjir dahsyat, yang telah menewaskan sedikitnya 1.314 dan mempengaruhi lebih dari 35 juta orang. Sepertiga dari negara itu terendam dan cuaca ekstrem, yang secara luas dikaitkan dengan perubahan iklim, masih diperkirakan akan berlanjut selama beberapa hari ke depan.

ADVERTISEMENTS

“Di provinsi Sindh selatan, 511 orang, termasuk 219 anak-anak, telah kehilangan nyawa, sementara ribuan di seluruh negeri diserang oleh berbagai penyakit yang ditularkan melalui vektor dan air, termasuk diare, malaria, infeksi kulit dan demam berdarah,” menurut petugas medis yang bekerja di lapangan dilansir dari Arab News, Selasa (6/9/2022).

Data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Sindh menunjukkan lonjakan jumlah kasus demam berdarah dari 361 pada Juli menjadi 1.336 pada September, sementara 257 kasus saja telah dilaporkan dalam empat hari pertama September. Pemerintah Sindh telah mendirikan 110 kamp medis dan menugaskan 117 dokter dan 277 paramedis, yang telah merawat lebih dari 785 ribu pasien di daerah yang dilanda banjir sejak Juli.

Berita Lainnya:
Imam Al Ghazali Juga Sampaikan Prinsip Ekonomi dan Hakikat Kekayaan, Ini Penjelasannya

“Nyamuk menyebar dengan cepat di semua daerah yang terkena banjir di provinsi Sindh, menyebabkan tingginya jumlah kasus demam berdarah setiap hari,” Mehar Khursheed, juru bicara departemen kesehatan Sindh.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Kasus malaria juga meningkat karena pencemaran air. Banyak tempat yang masih sulit dijangkau oleh tim kesehatan dan gambaran penyakit yang sebenarnya baru diketahui setelah air banjir surut,” tambahnya.

Khursheed mengatakan pemerintah sedang merencanakan pengasapan udara di daerah yang dilanda banjir untuk mengatasi penyakit yang ditularkan melalui vektor. “Kami sedang mengerjakan penyediaan pesawat khusus untuk fogging udara karena situasi tentang penyakit yang ditularkan melalui air semakin berbahaya,” katanya.

Menurut sebuah laporan oleh departemen kesehatan Sindh, 94 orang didiagnosis menderita demam berdarah pada Sabtu, sementara 161 orang dirawat di rumah sakit pada Kamis dan Jumat. 

Dr Omar Sultan, seorang pejabat di Jinnah Post-Graduate Medical Center (JPMC), fasilitas kesehatan terbesar yang dikelola negara di provinsi itu, mengatakan sekitar 50 orang saat ini dirawat di empat bangsal rumah sakit di Karachi. 

Berita Lainnya:
Panduan Sholat Idul Fitri

“Ini adalah tiga persen pasien karena 97 persen pasien dikirim ke rumah dari departemen rawat jalan (OPD),” tambah Dr, Sultan.

Menteri Kesehatan Sindh, Dr. Azra Fazal Pechuho, mengatakan pemerintah provinsi menangani penyakit dengan dukungan mitra internasionalnya.

“Pasokan antibiotik sedang dibeli dan didistribusikan dan orang-orang yang dipindahkan secara internal sedang dipantau untuk mengidentifikasi kasus-kasus masalah pernapasan, diare, yang menjadi perhatian langsung,” katanya.

Dr Muhammad Anees, yang mengepalai kamp bantuan medis yang didirikan oleh Masyarakat Kesejahteraan Al-Mustafa di Karachi, mengatakan hampir setiap korban banjir, yang berlindung di kota pelabuhan selatan, memiliki semacam penyakit menular. 

“Saya telah memeriksa lebih dari 250 orang dalam dua hari, sebagian besar didiagnosis dengan masalah lambung atau kulit, yang secara langsung disebabkan oleh hujan dan banjir berikutnya di kampung halaman mereka,” kata Dr Anees.

Menurut Dr Anees sebagian besar pasien mengalami ruam di bawah kulit lutut karena berkeliaran di air untuk waktu yang lama.

“Penyakit yang ditularkan melalui air pada korban banjir merajalela. Dalam beberapa kasus, kulit berkarat sampai tingkat tertentu untuk mengembangkan klorida.” 

Tim dokter sukarelawan juga telah mendirikan kamp di daerah yang dilanda banjir di Punjab, dengan persediaan obat-obatan penting untuk merawat pasien.  

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi