Kamis, 18/04/2024 - 11:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Vladimir Putin Bertemu Pemimpin Junta Myanmar 

ADVERTISEMENTS

Putin memuji hubungan positif Rusia dengan Myanmar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 MOSKOW — Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing di sela-sela acara Eastern Economic Forum yang digelar di Vladivostok, Rabu (7/9/2022). Pada kesempatan itu, Putin memuji hubungan positif Rusia dengan Myanmar.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Myanmar adalah mitra lama dan dapat diandalkan kami di Asia Tenggara. Hubungan kami berkembang secara positif,” kata Putin, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

ADVERTISEMENTS


Sementara itu Min Aung Hlaing memuji kepemimpinan Putin di Rusia. “Saya sangat bangga dengan Anda, karena ketika Anda berkuasa di negara ini, Rusia, bisa dikatakan, menjadi nomor satu di dunia,” kata Min Aung Hlaing kepada Putin, seperti dikutip dari pernyataan Kremlin yang menerjemahkan pernyataannya ke dalam bahasa Rusia.

Berita Lainnya:
Rusia: Jika Terbukti Ikut Andil Dalam Serangan Teroris, Kami Akan Bunuh Pemimpin Ukraina


Menurut Min Aung Hlaing, Putin tidak hanya seorang pemimpin Rusia, tapi juga dunia. “Karena Anda mengendalikan dan mengatur stabilitas di seluruh dunia,” ucapnya. 


Menurut keterangan yang dirilis junta Myanmar, dalam pertemuannya Min Aung Hlaing dan Putin bertukar pandangan tentang hubungan serta situasi internasional. Min Aung Hlaing tiba di Rusia pada Ahad (4/9/2022) untuk menghadiri Eastern Economic Forum. Itu menjadi kunjungan ketiganya ke Rusia sejak dia memimpin kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi pada Februari tahun lalu.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Makin Erat, Delegasi Rusia Kunjungi Korut


Saat ini Rusia dan Myanmar sedang menghadapi sanksi Barat. Kepada Myanmar, sanksi diterapkan karena kudeta yang dilakukan militer. Sementara kepada Rusia, sanksi dikenakan akibat agresi militernya ke Ukraina.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi