Rabu, 24/04/2024 - 04:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Siapa Manusia Liang Tebo? Pasien Amputasi Pertama di Dunia dari Kaltim

ADVERTISEMENTS

Pelaku amputasi diduga memiliki keahlian medis yang mumpuni.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Arkeolog dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Griffith University Australia berhasil menemukan bukti praktek amputasi tertua di dunia di Kalimantan Timur. Dalam temuan mereka, sebuah kerangka manusia yang dikubur di dalam gua, diduga kuat mengalami amputasi di bagian kaki kirinya. Temuan ini dianggap penting karena menggambarkan sejauh mana pengetahuan medis yang dimiliki manusia purba Nusantara, sekitar 31 ribu tahun yang lalu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Jadi, siapa manusia dari gua Liang Tebo yang ditemukan para arkeolog itu? Jawabannya akan diungkap dalam jumpa pers oleh BRIN pada Kamis (8/9) pagi. Sebagian temuan itu sudah dimuat di jurnal ilmiah bergengsi Nature dengan judul ‘Surgical amputation of a limb 31.000 years ago in Borneo’. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Manusia Liang Tebo ditemukan di situs gua Liang Tebo. Situs ini terletak di Semenanjung Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur. Situs merupakan kawasan gua kapur yang membentang seluas 4.200 kilometer persegi. Di kawasan ini ditemukan bukti peradaban berupa lukisan gua, ceruk gua tempat permukiman, dan pemakaman. Situs Liang Tebo adalah situs lukisan gua sekaligus kubur. Situs berjarak 2,5 km dari Sungai Marang, di ketinggian 165 meter.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
BRIN Jalin Kolaborasi Riset Kosmetik Berbahan Tumbuhan


Manusia Liang Tebo, seperti dikutip dari Nature, terkubur di kedalaman sekitar 150 cm. Posisi kerangka meringkuk, dengan kaki ditekuk ke dada. Kepala menghadap ke sisi utara. Selain kerangka, arkeolog juga menemukan artefak seperti alat batu kecil dan oker merah di dekat kepala.  Manusia Liang Tebo secara anatomi sudah masuk klasifikasi Homo sapiens. Diduga kuat dari ciri ciri tulang, ia adalah remaja berusia 19-20 tahun, saat dikubur. Belum diketahui jenis kelaminnya. Namun diduga laki laki dari ciri fisiknya. Dari uji laboratorium pertanggalan karbon, usia kerangka antara 31.133  tahun yang lalu sampai 30.437 tahun yang lalu. Ia diduga dikubur antara enam sampai sembilan tahun setelah diamputasi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Bagaimana Manusia Liang Tebo diketahui mengalami amputasi? Arkeolog menemukan kaki kiri di bawah tempurung lutut kerangka sudah tidak ada. Dari pengamatan lebih rinci lagi di bagian tulang kaki, ada bekas-bekas yang diduga kuat merupakan potongan benda tajam. Ada bekas potongan bersih di tulang kaki yang mengindikasikan hal tersebut. Bekas potongan itu, menurut peneliti, sangat berbeda dengan misalnya trauma dari kecelakaan atau diserang binatang. “Pada tulang kaki ada bekas potongan yang bersih,” demikian penjelasan arkeolog, seperti dikutip dari Nature. 

Berita Lainnya:
BRIN Kaji Upaya Konservasi Bunga Rafflesia di Luar Kawasan Lindung


Arkeolog juga mencermati tulang kaki dan tidak menemukan adanya bekas bekas infeksi. Ini bisa berarti tidak ada komplikasi luka luar yang bisa memicu infeksi. Terutama luka akibat gigitan serangan binatang, macam buaya. Gigitan buaya dipercaya akan meninggalkan bekas yang terlihat jelas di tulang. Amputasi diduga akibat cidera masa kecil, karena tulang bekas amputasi tidak tumbuh. 


“Pelaku amputasi ini diduga memiliki pengetahuan medis anatomi tulang, otot, dan pembuluh darah, yang sangat baik, karena bisa merawat pasiennya tanpa kehilangan darah dan infeksi. Pelaku juga pastinya mengerti keharusan mengamputasi agar pasien bisa bertahan hidup,” demikian penjelasan peneliti. 


Luka amputasi, lanjut peneliti, dibersihkan dengan baik, dan dibungkus serta dilakukan disinfektan untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Kemungkinan menggunakan tumbuh tumbuhan tertentu yang mengandung khasiat medis dan anastesi untuk meredakan nyeri. 


sumber : Nature

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi