Rabu, 24/04/2024 - 20:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

6,2 Juta Orang di Sri Lanka Alami Rawan Pangan

ADVERTISEMENTS

6,2 Juta Orang di Sri Lanka Alami Rawan Pangan

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

ROMA — Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan, sebanyak 6,2 juta warga Sri Lanka mengalami kerawanan pangan. Jumlah tersebut sekitar 28 persen dari total populasi negara tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


 “Lebih dari 6,2 juta orang (di Sri Lanka) diperkirakan mengalami kerawanan pangan akut sedang dan 66 ribu orang mengalami kerawanan pangan akut parah,” kata FAO dan WFP dalam laporan bersama, Senin (12/9/2022), dikutip laman Sputnik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Menurut WFP dan FAO, situasi keamanan dapat terus memburuk. Hal itu bisa dipicu minimnya barang-barang impor, penurunan produksi pertanian, kenaikan harga, dan gangguan mata pencaharian.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Ada Pearl Harbor, Ternyata Hawaii tak Termasuk dalam Klausa Pertahanan Kolektif NATO


Saat ini Sri Lanka sedang dibekap krisis ekonomi terburuk dalam 70 tahun terakhir. Negara tersebut telah menghadapi gelombang demonstrasi sejak Maret lalu. Mereka menuntut perbaikan hidup dan reformasi pemerintahan. Pada Juni lalu, inflasi di Sri Lanka mencapai 54,6 persen. Pada 13 Juli lalu, Gotabaya Rajapaksa akhirnya mundur dari jabatannya sebagai Sri Lanka.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Pada Agustus lalu, angka inflasi di Sri Lanka telah menembus 64,3 persen. Negara tersebut sudah kesulitan mengimpor barang-barang, termasuk bahan bakar minyak (BBM) karena utang pembelian minyaknya telah menggunung.

Berita Lainnya:
Untuk Isolasi Ekonomi, AS akan Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran


 Sri Lanka sudah mencapai kesepakatan awal dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk paket bantuan senilai 2,9 miliar dolar AS selama empat tahun. Namun, program tersebut bergantung pada jaminan restrukturisasi utang dari kreditur setelah negara tersebut mengumumkan bahwa mereka menangguhkan pembayaran utang luar negerinya. Saat ini, negara tersebut memiliki utang luar negeri sebesar 51 miliar dolar AS. Sebanyak 28 miliar dolar AS di antaranya harus dibayar pada 2027. 


 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi