Sabtu, 20/04/2024 - 22:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Kemenkop Usulkan Hibah Bantuan Usaha Mikro Terdampak Kenaikan BBM

ADVERTISEMENTS

Kemenkop berencana gunakan Banpres produktif bagi usaha mikro terdampak

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi berdampak terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Maka, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) tengah menyiapkan beberapa program guna membantu UMKM mengatasi dampak itu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Yang sudah kita siapkan tapi modelnya belum ketemu yaitu Banpres (Bantuan Presiden) produktif. Ini bisa kita manfaatkan juga,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki kepada wartawan di Jakarta, Senin (12/9).

ADVERTISEMENTS


Kemenkop, kata dia, sudah mengusulkan agar ada hibah untuk usaha mikro yang terdampak kenaikan BBM. “Ini masih proses pembahasan di Kemenkeu,” ungkap Teten.


Berikutnya, kata dia, Kemenkop sedang memikirkan pelaku usaha mikro di bidang kuliner yang menggunakan LPG 3 kilogram (kg). Kementerian tengah mengkaji skema bantuan tersebut.

Berita Lainnya:
Tips Mudik Lewat Pelabuhan Merak-Bakauheni


“Kalau tidak bisa tepat sasaran, nanti kita ngobrol sama BUMN,” ujarnya. Ia mengaku masih belum bisa menyebutkan berapa angka atau jumlah bantuan itu karena masih dibahas semua, namun Teten memastikan ditribusi bantuan Kemenkop akan tepat sasaran karena dananya ditransfer by name by address.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi IUMKM Indonesia (Akumandiri) Hermawati Setyorinny menyatakan, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi berdampak pada ongkos produksi UMKM. Maka, berpengaruh pula terhadap harga produknya.


“Setelah kenaikan harga elpiji nonsubsidi yang juga digunakan pelaku usaha mikro  kenaikan daya tarif listrik juga kenaikan bahan pokok termasuk telur, sekarang BBM. Itu sangat berdampak pada ongkos produksi yang mau tidak mau harus dinaikkan,” ujar Hermawati kepada Republika.

Berita Lainnya:
Pertamina: Permintaan BBM Kapal Penumpang Naik 24,7 Persen di Papua


Kondisi UMKM, kata dia, semakin tertekan karena daya beli masyarakat menurun. Ia menuturkan, pelaku UMKM khususnya mikro berkali-kali dihajar dengan kondisi yang tidak bisa dihindari, sehingga siap tidak siap harus dapat menghadapinya.


“Seperti buah simalakama, harus ditelan meskipun pahit. Strategi harus dilakukan, ada yang mencari solusi mengganti bahan alternatif lebih murah atau mengurangi jumlah besar kecil barang produksi,” jelasnya.


Dirinya melanjutkan, ada pula yang rela menerima keuntungan minim. Solusi terakhir, sambung dia, mau tidak mau harus menaikkan harga meski sedikit. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi