Ada tantangan makroekonomi di masa depan seperti peningkatan suku bunga.
JAKARTA — Kendati kondisi pasar pada Semester II 2022 diprediksi akan lebih menantang dibandingkan Semester I, manajemen Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dinilai tetap optimistis mampu membukukan pra penjualan sebesar Rp 5,2 triliun pada tahun ini. Dari sisi kinerja keuangan, Analis Citigroup Securities Indonesia, Felicia Barus, memperkirakan LPKR akan mampu membukukan pendapatan Rp 15,978 triliun.
Adapun EBITDA diperkirakannya sebesar Rp 3,51 triliun sampai akhir tahun nanti. Ia mengatakan peluncuran produk hunian berkualitas LPKR pada Semester I rata-rata sekitar 95 persen terjual habis. “Ke depannya, LPKR diprediksi akan memperluas penawaran produknya ke kelas menengah dengan harga premium,” ujarnya.
CEO LPKR, John Riady, mengatakan untuk memenuhi target pra penjualan Rp 5,2 triliun pada 2022, manajemen akan menerapkan berbagai strategi. Strategi itu seperti meluncurkan kembali produk-produk residensial bagi pemilik rumah pertama, produk residensial premium dan unit ruko, serta apartemen mid-rise. “Ini untuk memperluas penetrasi pasar serta mendorong permintaan untuk unit high-rise siap huni,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (14/9).
Sejauh ini, John Riady senang melihat pencapaian pada 2022. Ia menegaskan kembali target yang akan diraih pada tahun ini sebesar Rp 5,2 triliun. “Kami tetap berkomitmen menyediakan perumahan yang berkualitas untuk memenuhi permintaan yang kuat dari pemilik rumah pertama, bahkan saat kami mendiversifikasi penawaran produk dan harga produk kami,” ujarnya.
John Riady menyadari adanya tantangan makroekonomi di masa depan seperti peningkatan suku bunga. Kenaikan suku bunga berpotensi mendorong peningkatan suku bunga KPR sehingga dapat memengaruhi keterjangkauan harga properti, menurunnya permintaan, dan keterlambatan pembayaran.
Ia juga mengamati tantangan yang dihadapi para pemain real estat lainnya secara global. Manajemen risiko menjadi hal sangat penting untuk meminimalisasi dampaknya terhadap bisnis perusahaan. “Di sisi lain, bisnis kami diuntungkan melalui segmen layanan kesehatan dan lifestyle yang diperkirakan akan terus membaik seiring berlangsungnya masa transisi Indonesia ke pascapandemi,” katanya.
Sumber: Republika