Jumat, 19/04/2024 - 22:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Selada Lebih Rentan Terdeteksi Bakteri E.Coli, Haruskah Berhenti Makan Salad?

ADVERTISEMENTS

Infeksi bakteri E.Coli bisa menyebabkan infeksi usus parah pada manusia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Lauren Bush tidak pernah menyangka akan merasa begitu sakit karena salad bayam. Ia mengalami diare berdarah dan sakit perut yang luar biasa. Hal ini memaksanya menjalani beberapa kali rawat inap dan konsultasi medis.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Bush adalah salah satu dari banyak korban wabah Escherichia coli (E. coli) multi-negara pada tahun 2006, yang mengakibatkan 102 rawat inap, 31 kasus gagal ginjal, dan tiga kematian.

ADVERTISEMENTS


Bush terinfeksi oleh strain E. coli umum yang dikenal sebagai E. coli O157:H7, yang dapat menyebabkan infeksi usus yang parah pada manusia. Ini adalah jenis yang sama yang terdeteksi dalam wabah E. coli baru-baru ini terkait dengan selada romaine yang digunakan di restoran Wendy.


E. coli adalah bakteri yang hidup di usus hewan dan manusia. Mereka sebagian besar tidak berbahaya, tetapi jenis tertentu seperti E. coli O157:H7 dapat menyebabkan penyakit pada manusia. 


Gejala yang paling umum termasuk diare berdarah parah, kram perut dan demam. Ini biasanya terjadi dua sampai lima hari setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
5 Cara Ilmiah untuk Jaga Kesehatan Mata


Kasus infeksi E. coli yang parah dapat menyebabkan sindrom uremik hemolitik, komplikasi yang dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian. Sebuah studi dari tahun 2013 juga menunjukkan infeksi E. coli dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dan masalah ginjal di kemudian hari.


Pada tahun-tahun setelah infeksinya, Bush telah mengalami gejala serupa lima kali. Dalam beberapa kasus, dia harus diisolasi agar tidak menulari orang lain.


“Sayangnya, begitu tubuh Anda menjadi tidak seimbang, ia tidak bisa pulih sepenuhnya,” ujar Bush seperti dilansir dari laman Very Well, Rabu (14/9/2022).


CEO Stop Foodborne Illness, sebuah organisasi advokasi pasien, Mitzi Baum, mengungkapkan, sayuran hijau sering menjadi korban kontaminasi E. coli karena cara mereka tumbuh. Selada romaine dan bayam ditanam di tanah yang dapat terkena kotoran hewan atau air yang terkontaminasi.


Produk berisiko terkontaminasi dari air irigasi terutama jika ditanam di dekat fasilitas produksi hewan di mana hewan dapat terinfeksi E. coli. Ada juga aspek musiman wabah E. coli yang terkait dengan musim panen selada di berbagai daerah. Misalnya, panen selada musim gugur di pesisir California dikaitkan dengan kemungkinan wabah E. coli yang lebih tinggi.

Berita Lainnya:
Ciri-Ciri Kurma Berjamur, Kedaluwarsa, dan Ada Hamanya


“Jika E. coli ada di dalam air, dan air itu diserap oleh tanaman mentah dan menjadi bagian dari tanaman, Anda tidak bisa menghilangkannya,” ujar Baum.


Alasan lain orang lebih rentan terhadap E. coli dari selada atau sayuran berdaun hijau lainnya adalah karena mereka sering memakan sayuran ini mentah. Meskipun mencuci sayuran saja tidak dapat menghilangkan E. coli sepenuhnya, merebus atau memasaknya dapat membunuh bakteri.


Meskipun E. coli terdengar menakutkan, Anda tidak harus berhenti makan salad atau burger sepenuhnya. Namun, Anda dapat mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri sendiri.


Rajinlah mencuci tangan Anda secara menyeluruh dengan sabun dan air sebelum memegang sayuran. Cuci sayuran mentah sebelum dimakan kemudian masak sayuran.


Cegah kontaminasi silang dengan mencuci tangan, meja, talenan, dan peralatan makan secara menyeluruh dengan sabun dan air setelah menyentuh daging mentah. Jika Anda memasak daging, gunakan termometer makanan untuk memastikan daging telah mencapai suhu memasak minimum yang aman.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi