Medco Energi Komitmen Turunkan Tingkat Utang

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Posisi utang Medco Energi secara konsolidasi mencapai 3,2 miliar dolar AS

ADVETISEMENTS

 JAKARTA — PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berkomitmen untuk terus menurunkan tingkat utang. Direktur Utama MEDC, Amri Siahaan mengatakan, posisi utang MEDC secara konsolidasi mencapai sebesar 3,2 miliar dolar AS. 

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


“Penurunan tingkat utang ini sudah sesuai dengan strategi Perseroan,” kata Amri dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Pada semester pertama 2022, Perseroan telah membayarkan utang terkait akuisisi sebesar 208 juta dolar AS. Pembayaran utang ini di luar dari pembelian kembali surat utang dengan mata uang dolar AS yang dilakukan secara bertahap. 

ADVERTISEMENTS


Pada tahun ini, MEDC juga menurunkan anggaran untuk capital expenditure (capex) atau belanja modal. Capex untuk segmen minyak dan gas diturunkan menjadi 250 juta dolar AS. Sedangkan capex untuk segmen pembangkit listrik menjadi 25 juta dolas AS.

ADVERTISEMENTS


Terkait rencana akuisisi, Amri mengatakan, MEDC selalu melihat peluang yang ada di pasar. Hingga saat ini, Perseroan terus melakukan kajian secara proper agar setiap akuisisi yang dilakukan memenuhi kriteria tracehold perusahaan. 


Selain akuisisi, MEDC juga terus mematangkan rencana penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) anak usahanya, PT Ammas Mineral Nusa Tenggara. 


Amri mengatakan, IPO Amman Mineral saat ini masih berada dalam rencana perseroan dan terus dalam kajian. Meski demikian, Amri tidak menjelaskan secara rinci terkait kepastian waktu pelasanaan IPO Amman Mineral. 


“Saat ini kami belum dapat sampaikan terkait kapannya. Kami akan menjelaskan pada kesempatan mendatang,” kata Amri.


Pada tahun ini, MEDC meningkatkan Produksi minyak dan gas menjadi 155.000 boepd. Menurut Amri, peningkatan produksi ini sejalan dengan permintaan pasar yang lebih baik seiring melandainya pandemi Covid-19. 


“Setelah pandemi, kita lihat respons pasar terhadap kebutuhan gas lebih tinggi,” ujar Amri.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version