Kamis, 25/04/2024 - 04:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Taliban Tuduh Amerika Serikat Sita Aset Beku Afghanistan Secara Ilegal

ADVERTISEMENTS

Amerika Serikat bekukan aset Bank Sentral Afghanistan senilai 7 miliar dolar AS

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

KABUL — Pihak berwenang Taliban menuduh Amerika Serikat pada Kamis (15/9/2022) merampas aset milik Afghanistan, setelah Washington mengungkapkan rencana untuk membentuk dana eksternal untuk mengelola 3,5 miliar dolar dari cadangan nasional yang disita. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Ketika Taliban kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu, Amerika Serikat membekukan aset bank sentral senilai 7 miliar dolar. Pembekuan aset ini memperburuk krisis kemiskinan yang disebabkan oleh runtuhnya rezim lama dan penangguhan bantuan asing. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Awal tahun ini Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengungkapkan rencana untuk membagi uang tunai, dengan setengahnya untuk bantuan ke Afghanistan dan setengahnya lagi untuk para korban serangan teror 9/11 yang memicu invasi pimpinan Amerika Serikat.

ADVERTISEMENTS


Sejak itu para pemimpin baru Kabul telah merayu Washington untuk membuka bantuan tunai karena Afghanistan telah dilanda krisis pangan musim dingin, jatuhnya ekonomi dan gempa bumi yang semakin menghancurkan rakyat Adghanistan. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Harga Daging Saat Meugang Idul Fitri di Sabang Capai Rp 200 Ribu per Kg


Tetapi pada Rabu, Amerika Serikat mengatakan 3,5 miliar dolar akan disimpan dalam dana yang dikelola secara profesional, karena tidak mempercayai kepemimpinan Taliban. 


“Aset rakyat Afghanistan telah dirampa Amerika Serikat,” kata juru bicara pemerintah Zabihullah Mujahid dilansir dari Alaraby, Jumat (16/9/2022). 


“Kami menganggapnya sebagai invasi terhadap properti warga Afghanistan,” tambahnya. “Amerika Serikat bukan pemilik aset ini,” tegasnya seraya menuntut dana tersebut dikeluarkan “tanpa syarat apapun”. 


Dana Afghanistan yang baru, yang berbasis di Jenewa, tidak akan memberikan bantuan kemanusiaan tetapi akan bertanggung jawab atas fungsi-fungsi inti bank sentral seperti membayar tunggakan internasional Afghanistan dan untuk impor listriknya dan berpotensi untuk kebutuhan seperti mencetak mata uang. 


Sejak akhir intervensi militer 20 tahun, Amerika Serikat dan negara-negara lain telah bergulat dengan bagaimana menyalurkan bantuan ke Afghanistan tanpa menyentuh dan melalui pemerintahan Taliban. 

Berita Lainnya:
Apakah Amerika akan Bantu Israel Lawan Iran? Ini Jawabannya


“Saat ini tidak ada lembaga di Afghanistan yang dapat menjamin bahwa dana ini akan digunakan hanya untuk kepentingan rakyat Afghanistan,” tulis Wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat, Wally Adeyemo, dalam sebuah surat kepada pusat negara itu, Da Afghanistan Bank (DAB). 


“Sampai kondisi ini terpenuhi, pengiriman aset ke DAB akan menempatkan mereka pada risiko yang tidak dapat diterima dan membahayakan mereka sebagai sumber dukungan bagi rakyat Afghanistan,” kata surat yang diperoleh AFP. 


DAB juga mengkritik rencana penyimpanan cadangan di Swiss. Dikatakan “tidak dapat diterima” bagi institusi untuk menggunakannya untuk apa pun selain kegiatan ekonomi yang sah, seperti menstabilkan pasar uang dan memfasilitasi perdagangan.


Sumber: alaraby 


 


 


Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi