Rabu, 24/04/2024 - 07:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Apa Saja Tanda Anak Siap Masuk SD?

ADVERTISEMENTS

Psikolog ungkap faktor-faktor penanda kesiapan anak masuk sekolah dasar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Ketua Program Studi Terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Dr Rose Mini Agoes Salim mengatakan ada banyak faktor untuk mempersiapkan anak usia dini masuk sekolah dasar. Salah satunya harus melihat kesiapan motorik kasar dan halusnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Motorik kasar sudah, beralih ke motorik halus, sehingga perkembangan ini tidak semua anak sama dalam satu kelas,” ucap Rose saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin (19/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Motorik kasar yang di maksud Rose adalah kemampuan anak usia dua sampai tiga tahun, seperti melompat, menendang, dan meremas. Selain itu, juga harus dilatih motorik halusnya seperti memasukkan biji-bijian ke dalam botol kecil atau mengikuti garis menggunakan krayon atau pensil.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Penyakit Rusa Zombie Dikhawatirkan Bisa Menular ke Manusia, Gejalanya Seperti Apa?

“Jika itu sudah kuat kemudian kita lihat kapasitas kemampuannya bagaimana, apakah dia sudah mulai ingin tahu untuk menulis berhitung supaya bisa melakukan pemahaman,” kata Rose.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Selain kemampuan motorik, target perkembangan yang harus dicapai adalah meningkatnya konsentrasi menjadi lebih panjang. Lalu, secara emosional anak tidak terikat hanya kepada orang tuanya, tetapi sudah bisa melihat tokoh otoritas lain, dalam hal ini guru.

“Jadi anak masuk sekolah tidak melulu kesiapan hanya di membaca, menulis, berhitung. Misalnya mengenal teman, memahami urutan, membedakan jenis kelamin, konsentrasi harus dari pendek sudah menjadi lebih panjang, emosionalnya tidak hanya terikat kepada bapak ibunya. Itu memudahkan dia untuk masuk SD,” kata Rose.

Berita Lainnya:
BKKBN Tekankan Pentingnya Peran Ibu Bagi Keluarga

Rose pun menyarankan untuk guru lebih memahami lagi karakter anak didiknya yang tidak semua sama. Pendekatan guru terhadap kemampuan anak juga harus disesuaikan.

“Kalau di kurikulumnya tidak ada keharusan untuk bisa membaca, menulis dan berhitung ya itu bukan target. Targetnya mengenalkan, kalau landasannya kuat insya Allah bisa lebih kokoh,” jelasnya.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi