Jumat, 19/04/2024 - 09:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kebiasaan yang Bisa Memperparah Kulit Pasien Psoriasis

ADVERTISEMENTS

Vitamin D topikal juga merupakan terapi untuk psoriasis.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Plaque psoriasis merupakan jenis psoriasis yang paling banyak terjadi. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang mengerisik (kering dan mengelupas) yang terjdi di seluruh tubuh, namun yang terbanyak di lengan dan tungkai, terutama di siku dan lutut.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Penyakit autoimun ini bisa menyebabkan munculnya patches atau bercak tebal berwarna kemerahan dan bersisik di kulit, termasuk kulit kepala. Pada orang yang sehat, sel-sel kulit biasanya diproduksi dan diganti setiap tiga hingga empat pekan. Namun pada pasien psoriasis, proses ini berlangsung hanya dalam waktu tiga hingga tujuh hari. Kondisi inilah yang memunculkan bercak psoriasis di kulit.

ADVERTISEMENTS


Hingga saat ini, belum ada terapi pengobatan yang bisa menyembuhkan plaque psoriasis. Oleh karena itu, pasien plaque psoriasis kerap mengalami flare up atau kekambuhan berulang.


Mengetahui hal-hal yang bisa memicu kekambuhan akan sangat membantu pasien plaque psoriasis untuk menghindari risiko kekambuhan. Akan tetapi, sebagian pasien plaque psoriasis mungkin belum mengetahui faktor apa saja yang bisa menjadi pemicu kekambuhan penyakit mereka.


“Bila mereka mengetahui (pemicu kekambuhan), maka itu sangat baik, karena mereka bisa menghindarinya,” papar ahli dermatologi dari Raleigh, Adnan Nasir, seperti dilansir Men’s Health, baru-baru ini.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Secara umum, dr Nasir mengatakan ada enam kebiasaan yang bisa memicu kekambuhan plaque psoriasis. Berikut ini adalah keenam kebiasaan tersebut:


1. Sering menggunakan ibuprofen


Sebagai obat antiinflamasi nonsteroid, ibuprofen bisa membantu meredakan beragam keluhan seperti demam hingga nyeri otot. Namun pada pasien plaque psoriasis, konsumsi ibuprofen bisa memperburuk kondisi psoriasis.


“Obat antiperadangan ini bisa memperbanyak beberapa sitokin yang memperburuk sebagian jenis psoriasis,” ungkap dr Nasir.

Berita Lainnya:
BKKBN: Kontak Seksual Sehat Usia 20 Tahun ke Atas Cegah Kanker Serviks


Pasien psoriasis yang sering mengonsumsi ibuprofen sebaiknya membuat jurnal mengenai seperti apa kondisi kulit setelah beberapa hari mengonsumsi ibuprofen. Bila muncul kekambuhan, konsultasikan masalah tersebut dengan dokter.


2. Menghindari matahari


Bagi pasien plaque psoriasis, mendapatkan sedikit paparan sinar matahari ternyata bisa membantu. Paparan sinar matahari bahkan dapat membantu meredakan gejala, selama tidak berlebihan. Oleh karena itu, ahli dermatologi cukup sering menganjurkan phototherapy.


“Vitamin D topikal juga merupakan terapi untuk psoriasis, jadi kita tahu bahwa cahaya matahari yang secukupnya bisa membantu,” kata pendiri Skin Wellness, Corey L Hartman.


Pasien plaque psoriasis yang ingin mendapatkan paparan sinar matahari perlu memperhatikan beberapa hal. Salah satunya adalah mengaplikasikan tabir surya yang cukup di area yang tak terdampak oleh psoriasis.


Selain itu, kegiatan berjemur tak boleh dilakukan lebih dari 10 menit, terlebih oleh pasien yang mendapatkan obat-obatan penekan sistem imun. Alasannya, sunburn dari paparan sinar matahari bisa meningkatkan risiko kanker kulit dan terkadang bisa memperburuk lesi psoriasis.


3. Konsumsi junk food


Beberapa ahli mengungkapkan, peradangan yang terjadi pada kulit pasien psoriasis bisa mengindikasikan peradangan yang terajdi di dalam tubuh. Oleh karena itu, penderita psoriasis memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi terhadap sindrom metabolik.


Makanan cepat saji yang tinggi lemak jenuh dan gula bisa memicu peradangan seperti psoriasis di dalam tubuh, menurut studi dalam Journal of Investigative Dermatology. Meski tak ada panduan khusus, banyak pasien psoriasis yang merasa lebih baik setelah menjalani pola makan seimbang yang kaya akan makanan antiinflamasi seperti salmon, brokoli, beri, dan alpukat.

Berita Lainnya:
Tips Kendalikan Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan


Sebagai tambahan, dr Nasir mengatakan kekambuhan juga kerap terjadi setelah mengonsumsi banyak gluten. Menurut studi dalam jurnal Dermatology and Therapy, menerapkan pola makan bebas gluten bisa memperbaiki gejala psoriasis.


4. Stres tak terkelola


Menurut studi dalam Journal of Personalized Medicine, stres bisa menjadi pemicu kekambuhan yang potensial. Sekitar 69 persen kekambuhan psoriasis diketahui berkaitan dengan stres.


Di sisi lain, pasien psoriasis juga tampak lebih rentan mengalami stres. Sebagai perbandingan, hanya ada sekitar 19 persen orang tanpa psoriasis yang mengeluhkan stres dalam satu bulan ke belakang. Dalam periode waktu yang serupa, ada 45 persen pasien psoriasis yang mengeluhkan stres.


5. Merokok


Selain tak menyehatkan, kebiasaan merokok ternyata dapat membuat kekambuhan plaque psoriasis menjadi lebih buruk. Menurut studi dalam American Journal of Epidemiology, perokok memiliki risiko dua kali lipat lebih besar untuk mengalami psoriasis dibandingkan yang bukan perokok.


Zat kimia dalam rokok konvensional dan rokok elektrik bisa menghambat aliran darah dan membuat tubuh diliputi oleh stres yang bisa menginflamasi kulit. Nikotin dari rokok juga dapat membahayakan sistem imun dan menyebabkan sel kulit menumpuk lebih cepat.


6. Mengabaikan lemak berlebih


Sel-sel di dalam jaringan lemak diketahui aktif dalam menghasilkan sitokin. Sel-sel ini bisa menghasilkan banyak sitokin pro inflamasi. Seperti diketahui, sitokin pro inflamasi ini merpakan  kunci penting bagi penyakit peradangan seperti psoriasis.


Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi lemak berlebih adalah mengatur pola makan dan berolahraga secara rutin. Salah satu olahraga yang dianjurkan adalah olahraga dengan metode high intensity interval training atau HIIT.  

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi