Jumat, 26/04/2024 - 06:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Demonstrasi Kematian Mahsa Amini di Iran Telan 35 Korban Jiwa

ADVERTISEMENTS

Solidaritas kepada Mahsa Amini dilakukan dengan demonstrasi dan membakar jilbab.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 TEHERAN — Korban meninggal dalam demonstrasi memprotes kematian Mahsa Amini di Iran telah mencapai setidaknya 35 orang. Sebelumnya jumlah korban resmi mencapai 17 orang, termasuk lima personel keamanan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Jumlah orang yang tewas dalam kerusuhan baru-baru ini di negara ini telah meningkat menjadi 35 orang,” kata kantor berita Borna yang terafiliasi dengan pemerintah Iran dalam laporannya pada Jumat (23/9/2022) malam.

ADVERTISEMENTS


 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Pada Jumat malam, Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi kembali menyampaikan Mahsa Amini tidak tewas akibat dipukuli oleh polisi moral negara tersebut. “Laporan dari badan pengawas diterima, saksi diwawancarai, video ditinjau, pendapat forensik diperoleh dan ditemukan bahwa tidak ada pemukulan,” kata Vahidi seperti dikutip oleh media Iran, dilaporkan Al Arabiya.


 

Berita Lainnya:
AS Resmi Punya UU yang Ancam Blokir TikTok, China Nyatakan Sikapnya tak Berubah


Dia mengindikasikan pemerintah sedang menyelidiki penyebab kematian Amini. “Kita harus menunggu pendapat akhir dari pemeriksa medis, yang membutuhkan waktu,” ucapnya.


 


Vahidi mengkritik mereka yang mengambil posisi yang tidak bertanggung jawab, yakni dengan menghasut kekerasan dan mengikuti Amerika Serikat, negara-negara Eropa serta kelompok anti-revolusioner. Kematian Mahsa Amini, perempuan berusia 22 tahun, telah memicu gelombang demonstrasi di Iran.


Perempuan-perempuan di sana turut turun ke jalan dan menunjukkan solidaritasnya kepada Amini dengan cara membakar jilbab mereka beramai-ramai. Kerusuhan pun tak terhindarkan.


Pada 13 September lalu, polisi moral Iran menangkap Mahsa Amini di Teheran. Dia ditangkap karena jilbab yang dipakainya dianggap tidak ideal. Di Iran memang terdapat peraturan berpakaian ketat untuk wanita, salah satunya harus mengenakan jilbabsaat berada di ruang publik.

Berita Lainnya:
Takut Ditekan, Netanyahu Tolak Panggilan Telepon Pemimpin Negara Barat


 


Setelah ditangkap polisi moral, Amini ditahan. Ketika berada dalam tahanan, dia diduga mengalami penyiksaan. PBB mengaku menerima laporan Amini dipukuli di bagian kepala menggunakan pentungan. Selain itu, kepala Amini pun disebut dibenturkan ke kendaraan.


 


Amini kemudian dilarikan ke rumah sakit. Kepolisian Teheran mengklaim, saat berada di tahanan, Amini tiba-tiba mengalami masalah jantung.


Menurut keterangan keluarga, Amini dalam keadaan sehat sebelum ditangkap dan tidak pernah mengeluhkan sakit jantung. Amini dirawat dalam keadaan koma dan akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada 16 September lalu.


 


Kematian Amini dan dugaan penyiksaan yang dialaminya seketika memicu kemarahan publik. Mereka menggelar demonstrasi untuk memprotes tindakan aparat terhadap Amini. 


Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi