Kamis, 25/04/2024 - 22:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Zelenskyy Terkejut Israel Enggan Beri Bantuan Senjata Kepada Ukraina

ADVERTISEMENTS

Israel telah mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 KIEV — Presiden Volodymyr Zelenskyy mengaku terkejut karena Israel enggan memberikan sistem anti-rudal untuk membantu Ukraina melawan serangan Rusia. Zelenskyy telah meminta bantuan senjata kepada Israel tak lama setelah perang dimulai pada Februari.  

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Zelenskyy telah meminta bantuan sistem Iron Dome Israel, yang sering digunakan untuk mencegat roket yang ditembakkan oleh militan Palestina di Gaza. Namun Israel menolak untuk memberikannya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Mereka tidak bisa memberikan bantuan pertahanan udara kepada kami,” kata Zelenskyy.

ADVERTISEMENTS


Israel telah mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Namun Israel bersikap waspada terhadap ketegangan hubungan dengan Moskow, yang memiliki kekuasaan di negara tetangga Suriah. Pasukan Israel sering menyerang milisi pro-Iran di Suriah.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Saya mengerti – mereka memiliki situasi yang sulit, mengenai situasi dengan Suriah dan Rusia. Saya menyatakan fakta. Percakapan saya dengan para pemimpin Israel tidak membantu Ukraina,” kata Zelenskyy.


Komentar Zelenskyy kali ini lebih tegas daripada komentar sebelumnya pada Maret. Ketika itu, Zelenskyy mencela Israel karena keengganannya untuk mengirim senjata.  Pada saat itu, Israel tidak berkomitmen untuk mengirimkan senjata. Israel hanya mengatakan mereka siap membantu Ukraina sebisa mungkin.  

Berita Lainnya:
Media Barat Sempat Buat Narasi Teroris Muslim, Ternyata Ini Identitas Pelaku Teror Sydney


Zelenskyy menuntut pengadilan khusus PBB untuk menjatuhkan hukuman yang adil kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina. Termasuk hukuman finansial dan mencabut hak veto Moskow di Dewan Keamanan.


Zelenskyy menyampaikan pidato melalui video yang telah direkam, di hadapan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB pada Rabu (21/9). Pidato ini disampaikan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi tentara dalam masa perang pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua.  


“Sebuah kejahatan telah dilakukan terhadap Ukraina, dan kami menuntut hukuman yang adil. Sebuah pengadilan khusus harus dibentuk untuk menghukum Rusia atas kejahatan agresi terhadap negara kita. Rusia harus membayar perang ini dengan asetnya,” kata Zelenskyy.


Zelenskyy memaparkan lima kondisi perdamaian yang tidak dapat dinegosiasikan. Salah satunya termasuk hukuman atas agresi Rusia, pemulihan keamanan dan integritas wilayah Ukraina, dan jaminan keamanan. Para delegasi di PBB memberikan tepuk tangan meriah di akhir pidato Zelenskyy.

Berita Lainnya:
Jenderal AS: Ukraina akan Kalah Tanpa Bantuan Amerika Serikat


Sebelumnya pada Rabu, dalam pidato yang disiarkan di televisi, Putin mengumumkan langkah untuk mencaplok empat provinsi Ukraina dan mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia. Tanpa memberikan bukti, Putin menuduh para pejabat di negara-negara NATO mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk melawan Rusia. 


“Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan,” ujar Putin.


Penerbangan keluar dari Rusia dengan cepat terjual habis. Sementara pemimpin oposisi yang dipenjara Alexei Navalny menyerukan demonstrasi massal menentang mobilisasi masyarakat Rusia ke medan perang di Ukraina.


Rusia mengatakan beberapa orang sudah menerima pemberitahuan panggilan perang. Sementara polisi melarang kaum pria meninggalkan kota di selatan Rusia. Kelompok pemantau protes independen OVD-Info mengatakan lebih dari 1.300 orang telah ditahan dalam protes pada Rabu malam.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi