Rabu, 24/04/2024 - 00:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Buat Anda yang Suka Bertanya 'Anaknya Kok Cuma Satu?', Ini Penjelasan Psikolog

ADVERTISEMENTS

Pasangan suami-istri yang memilih untuk tak memiliki anak juga kerap ditanya-tanya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Anaknya kok cuma satu? Pertanyaan seperti itu kerap tertuju pada orang tua yang hanya memiliki satu anak.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Sementara itu, pasangan yang belum dikaruniai keturunan juga sering mendapat pertanyaan mengenai ketiadaan buah hati dalam pernikahan mereka. Untuk Anda yang sering bertanya seperti itu, psikolog klinis dewasa Nirmala Ika Kusumaningrum punya jawabannya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Nirmala menjelaskan bahwa memiliki hanya satu atau tidak sama sekali (childfree) bukanlah sebuah tren baru di kalangan generasi milenial. Ia mengatakan bahwa itu merupakan sebuah pilihan.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Terlalu Banyak Santap Makanan Berminyak, Jangan Heran Jika Tubuh Bereaksi Seperti Ini

“Ini sebuah pilihan, misalnya, saya ngelihat kakak saya anaknya banyak, terus ngelihat teman saya anaknya satu dan happy, dan akhirnya memutuskan untuk punya anak satu saja. Itu bukan ketularan, tapi proses dari kita berpikir,” ujar lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) itu saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin (26/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Nirmala mengatakan suami dan istri harus memiliki kesepakatan saat memutuskan untuk memiliki anak. Komentar dari orang-orang yang berada di lingkungan sekitar baiknya tidak memengaruhi sebuah keputusan.

Berita Lainnya:
Tips Stimulasi Anak Lakukan Aktivitas Fisik Sesuai Usia

Dalam memutuskan jumlah anak, suami dan istri wajib mempertimbangkan sisi finansial, emosional, hingga pola asuh ke depan. Sebab, hal ini akan memengaruhi tumbuh kembang anak hingga dewasa.

Sementara itu, keputusan untuk tidak memiliki anak juga perlu dibicarakan secara terbuka antara suami dan istri. Keputusan ini harus dibuat bukan karena mengikuti pilihan orang lain.

“Yang hati-hati adalah bahwa kita ikut-ikutan karena tren, orang punya anak banyak kita juga, orang anaknya satu kita juga, padahal sebenarnya kita enggak sepakat suami-istri,” kata Nirmala.


sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi