Jumat, 26/04/2024 - 04:32 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Menlu Retno 'Sentil' Negara-Negara Senjata Nuklir

ADVERTISEMENTS

Menlu Retno menyayangkan negara nuklir yang terus memodernisasi senjatanya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

NEW YORK — Negara-negara bersenjata nuklir terus memodernisasi persenjataannya, bukan mengurangi. Padahal nuklir menjadi ancaman umat manusi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Hal ini dikatakan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam pidato pada Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Memperingati dan Mempromosikan Hari Internasional untuk Perlucutan Senjata Nuklir, di New York, Senin (26/09/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Senjata nuklir adalah ancaman nyata bagi umat manusia. Sementara itu negara-negara yang memiliki senjata nuklir terus lakukan modernisasi persenjataan nuklir mereka,” kata Retno.

ADVERTISEMENTS

Situasi ini, lanjutnya, menambah keprihatinan Indonesia terhadap perkembangan yang lambat dan kurangnya komitmen dalam upaya perlucutan senjata nuklir. Retno menyampaikan tiga pesan utama terkait persenjataan nuklir, pertama yakni perlucutan senjata nuklir harus menjadi prioritas bersama.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Standar Ganda, Dubes Israel Sebut Serangan Iran Ancaman Perdamaian

“Mekanisme perlucutan senjata global perlu diperkuat, dan pemanfaatan energi nuklir untuk keperluan damai harus terus dikedepankan,” tegasnya.

Retno menekankan bahwa keselamatan umat manusia dari bencana nuklir merupakan tanggung jawab seluruh negara di dunia. Dalam hal ini, Indonesia terus berkomitmen dalam mendukung upaya tersebut.

Peringatan hari internasional perlucutan senjata nuklir ini dilakukan dalam rangka mendorong seluruh negara bersenjata nuklir menjalankan komitmennya untuk menghapus senjata nuklir. Mereka diminta bekerja sama dalam memastikan hak setiap negara dalam penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.

Berita Lainnya:
Dubes Rusia: Larangan Perdagangan Logam oleh AS Sangat Politis

Pertemuan ini merupakan pertemuan tahunan yang diselenggarakan atas mandat Resolusi Majelis Umum PBB 68/32 (2013) yang diajukan oleh Indonesia, atas nama Gerakan Non-Blok.


Pada Agustus lalu, Indonesia berhasil mengarusutamakan pembahasan isu program kapal selam bertenaga nuklir (Nuclear Naval Propulsion/NNP) dalam pertemuan Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (Non-Proliferation Treaty/NPT RevCon).

Risiko kapal selam bertenaga nuklir ada pada pengalihan teknologi menjadi senjata nuklir yang dapat mengancam rezim non-proliferasi dan keamanan global. Hal-hal terkait lain adalah dampak destruktif terhadap lingkungan jika terjadi kebocoran radiasi.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi