Jumat, 19/04/2024 - 10:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

KOTRA Ajak Perusahaan Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi

ADVERTISEMENTS

KOTRA Jakarta berperan menjadi jembatan kerja sama perusahaan Korea dan Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — KOTRA, Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia, dan KADIN menyelenggarakan ‘Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022’ di Hotel Fairmont, Jakarta. Kegiatan tersebut mencakup beberapa acara yakni Forum Kerjasama Industri Masa Depan antara Indonesia dan Korea, pameran bisnis, dan pertemuan one on one meeting. Lebih dari 300 orang dari Indonesia dan Korea Selatan akan hadir.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Forum Kerjasama Industri Masa Depan dimulai dengan sambutan pembukaan dari Presiden Kantor Pusat KOTRA Asia Tenggara-Oseania, Lee Jong-seob. Dilanjutkan dengan sambutan oleh Agus Tjahajana Wirakusumah, Asisten Khusus Menteri ESDM. Park Tae-song, Duta Besar Kedutaan Besar Korea untuk Indonesia, akan menyampaikan ucapan selamat. Terakhir, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Bernardino M. Vega, juga akan memberikan sambutan.

ADVERTISEMENTS


Memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia, Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022 menyediakan sarana untuk mempercepat kerjasama ekonomi antara kedua negara. Dengan berbagi wawasan dan menjembatani peluang, acara tersebut mengambil tema yang sesuai dengan tiga pilar Presidensi G20 Indonesia yakni perubahan menuju energi berkelanjutan, kesehatan, dan transformasi digital.

Berita Lainnya:
Jokowi Minta Bos Apple Bikin Pabrik di Indonesia


Direktur Jenderal KOTRA Jakarta Lee Jang-hee mengatakan, KOTRA Jakarta berperan menjadi jembatan bagi perusahaan Korea Selatan dan perusahaan Indonesia untuk menjalin kerjasama ekonomi terutama di bidang ekspor, impor, dan investasi. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan transformasi dalam segala aspek bisnis seperti pengadopsian digital dan penciptaan ekonomi berkelanjutan.


“Tujuan dari Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022 adalah untuk mengatasi tantangan dan rintangan yang muncul karena perubahan bentuk dalam lingkungan perdagangan internasional dan investasi akibat pandemi COVID-19,” ujar Lee dalam keterangan persnya, Rabu (28/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Kehadiran Kerjasama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia Korea (IK CEPA) yang telah ditandatangani sejak tahun 2022, juga diharapkan meningkatkan nilai perdagangan dan investasi antara kedua negara. Perjanjian tersebut telah diratifikasi oleh Korea Selatan pada Juni 2021 dan Indonesia pada Agustus 2022. IK CEPA diharapkan resmi berlaku pada tahun 2023.


Lee Jang-hee optimis IK CEPA akan melahirkan sistem kerjasama yang lebih dalam di tengah ketidakpastian ekonomi global seperti ancaman inflasi, disrupsi rantai pasok, perang dagang, dan konflik geopolitik. Korea Selatan mengeliminasi sebanyak 95.5% dari pos tarif yang mewakili 97.3% nilai impor dari Indonesia. Pada saat yang sama, Indonesia juga memangkas 93.0% pos tarif yang mewakili 97.0% impor dari Korea Selatan.

Berita Lainnya:
Gempa di Dompu, Pertamina Pastikan Penyaluran Produk Tetap Aman


“Korea Selatan akan melanjutkan kolaborasi yang melibatkan industri dengan teknologi tinggi seperti kendaraan listrik dan baterai sekunder sebagai bagian dari Environmental Social Governance (ESG) untuk mendukung kebijakan keberlanjutan Indonesia,” tambah Lee.


Indonesia merupakan salah satu mitra penting bagi Korea Selatan, khususnya di kawasan ASEAN. Nilai perdagangan Korea Selatan dan Indonesia tercatat sebesar USD 15.3 miliar untuk periode Januari hingga Juli 2022. Angka tersebut tumbuh 49.3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni USD 10.2 miliar. Pencapaian tersebut membuat Indonesia menjadi negara ASEAN sebagai partner dengan nilai perdagangan terbesar kedua dengan Korea Selatan. Komoditas utama yang yang diperdagangkan kedua negara tersebut adalah (1) bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk; (2) mesin dan peralatan listrik; (3) besi dan baja; (4) bijih, terak, dan abu; dan (5) plastik.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi