Jumat, 26/04/2024 - 00:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Inflasi di 19 Negara Uni Eropa Capai 10 Persen

ADVERTISEMENTS

Kenaikan inflasi menandai resesi karena melemahkan daya beli konsumen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 FRANKFURT — Inflasi di negara-negara Eropa yang menggunakan mata uang euro telah menembus dua digit karena melonjaknya harga listrik dan gas alam. Kenaikan ini menandai resesi, karena harga yang lebih tinggi melemahkan daya beli konsumen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Badan statistik Uni Eropa Eurostat melaporkan, harga konsumen di 19 negara zona euro naik mencapai rekor 10 persen pada September. Tahun lalu, Uni Eropa mencatat inflasi mencapai 3,4 persen. Kenaikan harga berada pada level tertinggi sejak pencatatan euro dimulai pada 1997.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Harga energi menjadi penyebab utama kenaikan yang mencapai 40,8 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara harga makanan, alkohol, dan tembakau melonjak 11,8 persen.

ADVERTISEMENTS


Inflasi telah didorong oleh pengurangan pasokan gas alam dari Rusia dan  hambatan dalam mendapatkan pasokan bahan baku, serta suku cadang karena ekonomi global bangkit kembali dari pandemi Covid-19. Pemotongan pengiriman pasokan gas Rusia telah menyebabkan lonjakan harga gas, sehingga bisnis padat energi seperti pupuk dan baja mengalami kesulitan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Di Hari Internasional Al Quds, Dunia Islam Serukan Gencatan Senjata di Gaza


Sementara itu, tingginya harga tagihan listrik, naiknya harga makanan dan bahan bakar membuat konsumen tidak dapat membelanjakan uangnya untuk hal-hal lain.  Itulah alasan utama para ekonom memprediksi resesi, atau penurunan aktivitas ekonomi yang serius dan berlangsung lama hingga akhir tahun ini dan bulan-bulan pertama tahun depan.


Pembeli di pasar mingguan di kota Cologne, Jerman, mengatakan harga makanan dan tagihan listrik yang lebih tinggi membuat masyarakat khawatir. Seorang warga yang berprofesi sebagai pelatih pengembangan staf Myriam Maierhofer mengatakan, dia mencari toko yang menawarkan diskon spesial untuk menghemat pengeluaran. Selain itu, dia juga berupaya untuk menghemat listrik agar menekan tagihan.

Berita Lainnya:
AS 'Geram' Atas Serangan Udara Israel Terhadap Konvoi Bantuan World Central Kitchen


“Saya mencari (toko) yang memberikan lebih banyak penawaran khusus. Saya tidak berbelanja begitu banyak, jadi saya menjadi lebih hemat.  Dan pagi ini, saya juga mematikan penghangat ruangan,” ujar Maierhofer.


Sementara itu warga lainnya, Christian Schrader tidak terlalu khawatir dengan harga makanan. Tetapi dia melakukan penghematan listrik untuk menekan tagihan.


“Anda mulai memikirkan kamar mana yang perlu dinyalakan pemanasnya di flat dan mencoba menjelaskan kepada anak-anak bahwa kami hanya bermain di satu kamar,” ujar Schrader.


Schrader mengatakan, kekhawatiran terbesarnya akibat inflasi yang lebih besar adalah dimensi sosial. Menurutnya, inflasi sering menjadi pendorong perpecahan sosial, kecenderungan ekstrem, dan populisme.  


“Dimensi (sosial) ini membuat saya lebih khawatir,” kata Schrader.


 


 


 


sumber : AP

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi