Jumat, 19/04/2024 - 06:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

PPP Dinilai akan Hadapi Dilema Besar Soal Koalisi

ADVERTISEMENTS

Di sisi lain, PPP disebut harus membayar hutang budi kepada PDIP.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinilai akan menghadapi dilema yang besar dalam kontestasi politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pengamat politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam mengungkapkan, dilema terkait koalisi partai ini harus cepat direspons oleh PPP.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“PPP akan menghadapi dilema besar. Di satu sisi, PPP akan lebih cocok untuk bergabung dengan koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS yang kabarnya akan mengusung Anies sebagai capres,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) itu dalam keterangannya kepada dikutp HARIANACEH.co.id, Jumat (30/9/2022).

ADVERTISEMENTS

Sebab, lanjut Khoirul, dengan ikut mengusung Anies, PPP tidak akan mengalami split ticket voting dan lebih mudah mengonsolidasikan basis pemilih loyalnya. Hal ini mengingat Anies cukup identik dengan representasi kekuatan politik Islam.

Berita Lainnya:
PPP Putuskan Sikap Koalisi Usai Putusan MK

“PPP juga besar kemungkinan ditarik untuk masuk ke dalam gerbong koalisi PDIP, yang membutuhkan legitimasi dukungan Islam moderat untuk memenangkan Pilpres 2024 mendatang,” katanya.

Di sisi lain, menurut Khoirul, PKB sudah punya orientasi koalisi sendiri. Sedangkan PAN, dia menilai, kurang memiliki chemistry yang kuat dengan PDIP. Selain itu, PPP juga harus membayar hutang budi pada PDIP yang dinilai sejumlah kalangan berjasa menyelamatkan PPP dari proses degradasi parliamentary threshold di Pemilu 2019, lalu.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Karena itu, PPP harus segera mengatasi dilema itu dan cepat mengambil keputusan untuk melangkah ke depan,” jelasnya.

Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani sebelumnya menuturkan, partainya akan menggelar musyawarah kerja nasional (mukernas) akhir 2022 atau awal 2023. Dia menyampaikan, salah satu agenda mukernas kemungkinan adalah mengevaluasi posisi partainya di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Berita Lainnya:
Kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud Anggap Biang Kerok Kekalahan di Pilpres adalah Jokowi

“Inilah yang nanti tentu mau tidak mau harus kami putuskan dalam Mukernas PPP yang akan datang. Tentang ketetapan hati berkoalisi ini, apakah posisinya seperti yang ada sekarang atau misalnya terbuka untuk katakanlah berubah. Kalau saya pribadi sih ingin kita ini tidak gampang-gampang berubah, hanya karena pada tataran kepentingan praktis semata,” katanya.

Arsul menambahkan, Mukernas PPP nantinya juga bisa menjadi forum partai menyepakati sosok yang akan diusung sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres). Meskipun ia tak ingin mendahului forum permusyawaratan partainya.


Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi