Selasa, 23/04/2024 - 14:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Apakah Nabi Muhammad SAW Seorang Introvert atau Ekstrovert?

ADVERTISEMENTS

Memahami Nabi Muhammad SAW bukanlah upaya untuk menjadi seperti dia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Bagi kita yang terpisah dari Nabi Muhammad SAW selama berabad-abad, oleh bahasa, dan oleh budaya, tugas mengenalnya ini terkadang terbukti sedikit sulit.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Namun, akan sangat membantu untuk melihat Nabi melalui kacamata kita sendiri, bagaimana kita mengkategorikan orang, dan bagaimana kita memahami perilaku manusia. Dengan cara ini, kita bisa lebih memahaminya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Pada zaman Hippocrates, orang mungkin telah melihat empat temperamen sebagai cara untuk memahami watak. Pada abad ke-18, humor akan menjadi titik sentuh untuk menafsirkan perbedaan dalam sifat kita.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Apa Saja Amalan yang Dapat Dilakukan Wanita Haid di 10 Hari Terakhir Ramadhan?


Hari ini, kita memahami orang melalui psikologi dan salah satu aliran pemikiran populer adalah bahwa orang itu introvert atau ekstrovert. Bukti paling mencolok bahwa Nabi SAW tertutup adalah ayat dalam surat Al-Ahzab, di mana Tuhan pada dasarnya memberitahu para sahabat untuk memberi Nabi ruang.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Bukannya Nabi tidak ingin berada di sekitar orang dan bersosialisasi. Dia memang mencintai para sahabat dan menghabiskan banyak waktu bersama mereka. Hanya saja dia juga membutuhkan waktu istirahat.

Berita Lainnya:
Kekaguman dan Pujian Sarjana Barat Terhadap Rasulullah SAW Ini tak Terbantahkan


Introvert biasanya perlu mengisi ulang setelah menghabiskan banyak energi dalam situasi sosial. Sedangkan ekstrovert merasa diberi energi oleh lingkungan sosial.


“Ketika Nabi Muhammad berusia hampir empat puluh tahun, dia diketahui menghabiskan waktu berjam-jam dalam masa pensiun dengan bermeditasi dan berspekulasi tentang semua aspek ciptaan di sekitarnya.” (Saifur Rahman Al-Mubarakpuri, Ar-Rahiiq Al-Makhtum)


Nabi merasa terbebani oleh kejahatan yang dia saksikan dari masyarakatnya. Tanggapannya adalah mundur ke gua Hira, kecenderungan seorang introvert dan suasana di mana para introvert melakukan pemikiran terbaik mereka.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi