Rabu, 24/04/2024 - 00:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

AS Tolak Tuduhan Sabotase Pipa Gas di Laut Baltik

ADVERTISEMENTS

Presiden Putin menuduh Barat menyabotase jalur pipa Nord Stream 1 dan 2

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 KOPENHAGEN — Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat menyabotase jaringan pipa gas alam di bawah Laut Baltik ke Jerman. Tuduhan tersebut dibantah keras oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Putin mengklaim bahwa “Anglo-Saxon” di Barat telah berubah dari menjatuhkan sanksi terhadap Rusia menjadi serangan teror. Dia menuduh Barat menyabotase jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 sebagai upaya untuk menghancurkan infrastruktur energi Eropa.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Mereka yang mendapat untung darinya telah melakukannya,” ujar Putin tanpa menyebut negara tertentu ketika upacara untuk mencaplok empat wilayah Ukraina.

ADVERTISEMENTS


Presiden AS Joe Biden menolak klaim Putin sebagai hal yang aneh. “Itu adalah tindakan sabotase yang disengaja. Dan sekarang Rusia menyebarkan disinformasi dan kebohongan,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Biden menyatakan Washington akan bekerja dengan sekutunya untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi. Penyelam akan dikirim untuk memeriksa jaringan pipa. “Jangan dengarkan apa yang dikatakan Putin. Apa yang dia katakan kita tahu itu tidak benar,” ujar Biden.

Berita Lainnya:
Cina Menjadi Tuan Rumah Pertemuan Angkatan Laut 30 Negara


Para pejabat AS mengatakan klaim Putin mencoba mengalihkan perhatian dari pencaplokannya atas bagian-bagian Ukraina pada Jumat. “Kami tidak akan membiarkan disinformasi Rusia mengalihkan perhatian kami atau dunia dari upaya penipuan transparan untuk mencaplok wilayah Ukraina yang berdaulat,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson.


Negara-negara Nordik mengatakan ada ledakan bawah laut yang merusak jaringan pipa pada pekan ini. Peristiwa itu telah menyebabkan kebocoran metana yang besar melibatkan beberapa ratus pon bahan peledak.


Bentrokan AS-Rusia berlanjut kemudian pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bnagsa-Bangsa (DK PBB) di New York. Pertemuan yang diadakan oleh Rusia ini membahas mengenai serangan terhadap jalur pipa Nord Stream 1 dan 2.


Juru bicara perusahaan milik negara Rusia Gazprom yang merupakan pemangku kepentingan mayoritas di Nord Stream Sergey Kupriyanov mengatakan kepada DK PBB, data mengenai penurunan tekanan yang tiba-tiba dalam pipa dan kebocoran gas. “Memungkinkan untuk mengatakan dengan pasti bahwa kebocoran pada pipa-pipa itu disebabkan oleh kerusakan fisik,” ujarnya.


Kupriyanov mengatakan dalam sebuah video, Gazprom telah mulai mencari solusi yang memungkinkan untuk membuat sistem Nord Stream beroperasi kembali. Tidak ada perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan. “Namun kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa tugas itu akan sangat menakutkan dari sudut pandang teknis,” kata Kupriyanov.

Berita Lainnya:
Kata Warga Soal Iran Serang Israel dan Potensi Perang Keduanya


Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia membuat sejumlah tuduhan yang melibatkan AS dalam sabotase, termasuk bahwa hal itu akan menguntungkan industri gas AS. Dia kemudian bertanya apakah perwakilan AS tidak akan terlibat dalam fantasi mengerikan tentang Rusia dan mengonfirmasi bahwa AS tidak terlibat dan tidak ada hubungannya dengan sabotase tersebut.


Wakil duta besar AS Richard Mills menuduh Nebenzia menyebarkan teori konspirasi dan disinformasi. Dia menilai perwakilan Moskow menggunakan retorika yang menghasut.


“Biarkan saya menjawab pertanyaannya. Biar saya perjelas: AS dengan tegas menyangkal keterlibatan apa pun dalam insiden ini, dan kami menolak pernyataan apa pun yang mengatakan sebaliknya,” kata Mills.


Rusia menghentikan aliran gas melalui Nord Stream 1 sepanjang 1.224 kilometer awal bulan ini, menyalahkan masalah teknis. Sementara pipa paralel Nord Stream 2 tidak pernah dibuka.


sumber : AP

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi