Selasa, 23/04/2024 - 17:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Tarif Ojol dan Harga BBM Penyebab Inflasi September 2022 Melonjak

ADVERTISEMENTS

Angka inflasi pada September 2022 naik enam kali lipat dari bulan sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sebesar 1,17 persen pada September 2022. Adapun angka ini naik enam kali lipat dibandingkan periode bulan sebelumnya sebesar minus 0,21 persen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan kelompok pengeluaran sektor transportasi merupakan pemicu terjadinya inflasi pada September 2022. Adapun kelompok pengeluaran transportasi mengalami inflasi sebesar 8,88 persen, sehingga mampu memberi andil terhadap inflasi September sebesar 1,08 persen.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“(Inflasi) 1,17 persen kalau dilihat dari 11 kelompok pengeluaran maka pendorong utamanya adalah inflasi yang terjadi pada transportasi sebesar 8,88 persen dan memberi andil 1,08 persen,” ujarnya saat konferensi pers, Senin (3/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Eskalasi Geopolitik Tinggi, Revisi Perpres 191 Soal Subsidi Dikebut 


Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota pada September 2022, terjadi juga kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 111.57 pada Agustus 2022 menjadi 112.87 pada September 2022. Menurut Margo komoditas penyumbang inflasi pada September 2022 juga berasal dari kenaikan harga BBM, beras, solar, dan bahan bakar rumah tangga. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Secara rinci komoditas yang menyebabkan inflasi sektor transportasi yakni kenaikan harga bensin dengan andil 0,89 persen dan angkutan dalam kota sebesar 0,09 persen, dan solar sebesar 0,03 persen. Kemudian angkutan antarkota dengan andil 0,03 persen, tarif kendaraan roda dua daring sebesar 0,02 persen, dan tarif kendaraan roda empat daring sebesar 0,01 persen.


Dari sisi lain, kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau pada September mengalami deflasi sebesar 0,3 persen, sehingga memberi andil terhadap inflasi keseluruhan minus 0,08 persen. “Jadi inflasi 1,17 persen pada September utamanya didorong kenaikan sektor transportasi tapi mampu diredam oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi,” ucapnya.

Berita Lainnya:
Tahun Ini, Bank Muamalat Fokus Segmen Ritel Konsumer


Menurutnya laju deflasi kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau disebabkan beberapa produk hortikultura di beberapa sentra produksi terjadi panen raya, sehingga suplainya cukup.


Margo menuturkan komoditas dominan yang memberi andil terhadap deflasi meliputi bawang merah dengan andil minus 0,06 persen, cabai merah minus 0,05 persen, dan minyak goreng minus 0,03 persen. Selanjutnya juga tomat dengan andil terhadap deflasi sebesar minus 0,02 persen, cabai rawit minus 0,02 persen, dan ikan segar minus 0,01 persen.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi