Jumat, 19/04/2024 - 21:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Bukan Flu, Sakit Kepala tak Kunjung Sembuh Plus Demam Bisa Jadi Gejala Meningitis

ADVERTISEMENTS

Gejalanya mirip flu, meningitis disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Dokter spesialis saraf Adisresti Diwyacitta mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap gejala meningitis. Salah satunya berupa sakit kepala disertai demam yang tidak kunjung membaik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Kalau misalnya ada yang merasa mengeluhkan nyeri kepala tidak sembuh-sembuh atau semakin berat, disertai demam, jangan sepelekan, baiknya segera berobat ke dokter untuk dievaluasi lebih lanjut,” kata dokter dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof Dr dr Mahar Mardjono itu saat diskusi daring bertema “Mengenal Infeksi Otak” di Jakarta, Senin (3/10/2022).

ADVERTISEMENTS

Dr Adisresti mengatakan gejala awal meningitis mirip dengan flu. Itu membuat meningitis cukup sulit untuk dibedakan apabila pasien tidak datang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (faskes).

Umumnya, pasien yang datang ke faskes sering mengeluhkan sakit kepada dan demam. Jika keluhan tersebut tak kunjung sembuh setelah pasien berobat ke faskes tingkat pertama, dr Adisresti menganjurkan agar pasien melakukan pemeriksaan di faskes tingkat lanjut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Berita Lainnya:
Jenis Diet Ini Terbukti Kurangi Risiko Demensia pada Kalangan Muda

“Kalau flu kan harusnya minum obat atau berobat ke klinik sembuh dalam beberapa hari, tapi kalau meningitis tidak sembuh dengan minum obat tersebut,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dr Adisresti mengatakan selain sakit kepada dan demam, gejala meningitis lain yang mungkin dialami pasien dapat berupa kaku kuduk atau kekakuan pada leher, penurunan kesadaran, kejang, dan mual atau muntah. Gejala yang lebih parah dapat menimbulkan lemahnya bagian tubuh pada satu sisi.

Dr Adisresti menjelaskan sejumlah pemeriksaan perlu dijalani pasien di faskes tingkat lanjut untuk menegakkan diagnosis, seperti pemeriksaan riwayat kesehatan, CT scan, dan MRI. Yang tak kalah penting, yaitu lumbal pungsi atau tindakan untuk mengambil sampel cairan otak dari tulang punggung belakang untuk diperiksakan di laboratorium.

Berita Lainnya:
Langkah Ekstra Buat Cegah DBD: Tanam Lavender dan Sereh, Pelihara Ikan Cupang

“Lumbal pungsi merupakan salah satu yang membantu kami menegakkan diagnosis, apakah ini infeksi otak atau bukan,” jelas dr Adisresti.

Lumbal pungsi hanya bisa dilakukan rumah sakit besar.  Meningitis merupakan kondisi infeksi otak yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit.

Dr Adisresti menegaskan kondisi ini harus diwaspadai karena dapat membahayakan nyawa bila tidak tertangani dengan baik. Penanganan meningitis dapat bervariasi bergantung penyebabnya.

Jika disebabkan oleh tuberkulosis (TBC), menurut dr Adisresti, dokter akan memberi obat TBC. Hanya saja, durasi konsumsi menjadi lebih lama hingga minimal satu tahun.


sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi