Jumat, 19/04/2024 - 21:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Usai Tragedi Kanjuruhan, Presiden Jokowi Diminta Copot Menpora Zainudin Amali

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Koordinator Forum Pemuda Mahasiswa Hukum Indonesia, Gurun Arisastra angkat suara terkait ratusan nyawa melayang dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Menurut dia, pihaknya turut berduka atas peristiwa nahas yang menimpa masyarakat ketika menonton sepak bola. “Kami sangat sayangkan ini terjadi. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Itu masalah yang luar biasa mengerikan. Ratusan nyawa menjadi korban akibat sepak bola,” kata Gurun kepada tvOnenews.com, Selasa (4/10/2022). 

ADVERTISEMENTS

Gurun menjelaskan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali harus bertanggung jawab spal tragedi Kanjuruhan. 

Berita Lainnya:
NasDem Sentil AHY: Bukan Perjuangkan Rakyat, tapi Berjuang Masuk Pemerintah

Menurutnya, Presiden Jokowi seharusnya mengambil langkah dengan mereshuffle Menpora Zainudin Amali. “Menpora harus menyadari ini, sebaiknya mundur. Kalau tidak mundur, Presiden Jokowi harus reshufle ini menteri,” jelasnya. 

Dia menegaskan tragedi Kanjuruhan merupakan tanggung jawab Menpora sebagai pihak yang paling penting dalam jalannya kompetisi sepak bola di Indonesia. Menurut dia, PSSI dan PT LIB itu juga berada di bawah langssung Menpora, sehingga seharusnya bisa memonitoring dengan baik penyelenggaraan sepak bola. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
DPR RI Sahkan RUU DKJ Jadi UU, Jakarta Bukan Lagi Ibu Kota

“Jika tidak direshuffle, Presiden membiarkan dan mengorbankan dirinya sebagai penanggung jawab utama masalah ini,” kata dia. 

Selain itu, Gurun menilai ada dugaan perbuatan melawan hukum dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Dia mengatakan terdapat otoriterianisme, gakni kewenangan yang melampaui batas. 

“Seperti tidak mengikuti jumlah kapasitas penonton yang telah ditetapkan, seharusnya kapasitas stadion 32.000 namun yang terjadi terjual tiket 42.000, kemudian mengenai usulan jam tayang, usulan jam tayang dipercepat menjadi sore hari malah usulan itu diabaikan,” imbuhnya. 

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi