Rabu, 24/04/2024 - 15:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

20 Protein Darah Bisa Prediksi Long Covid

ADVERTISEMENTS

Penyintas disebut long Covid jika gejala infeksi masih terasa setiga bulan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Kemunculan long Covid tampak cukup sulit diprediksi karena bisa mengenal berbagai pasien Covid-19. Namun, menurut studi terbaru, ada 20 protein darah yang bisa memprediksi insiden gejala Covid-19 yang bertahan lama.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Bila mengacu pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), long Covid merupakan kondisi ketika gejala Covid-19 masih terjadi sekitar tiga bulan setelah terpapar SARS-CoV-2. Gejala-gejala ini tak bisa dijelaskan oleh diagnosis lain.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Menurut penelitian, long Covid lebih banyak ditemukan pada pasien Covid-19 bergejala berat. Akan tetapi, sekitar 36 persen pasien Covid-19 bergejala ringan yang tak membutuhkan perawatan di rumah sakit juga bisa mengalami long Covid.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Minum Delapan Gelas Air Hangat Setiap Hari?

Untuk lebih memahami risiko long Covid pada pasien, sekelompok peneliti dari University College London (UCL) melakukan sebuah studi yang melibatkan tenaga kesehatan sebagai partisipan. Sebanyak 54 tenaga kesehatan dalam studi ini sudah pernah terkena Covid-19, sedangkan sebanyak 102 tenaga kesehatan lainnya belum pernah.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Selama studi berlangsung, tim peneliti meminta para partisipan untuk melakukan evaluasi mingguan dengan cara mengisi kuesioner dan pengambilan sampel darah. Hal ini dilakukan selama 16 pekan.


Para partisipan juga diminta untuk mengisi kuesioner mengenai gejala pada bulan ke-6 dan ke-12 setelah studi dimulai. Tim peneliti menemukan bahwa ada 12 macam protein yang tampak meningkat pada partisipan yang pernah terkena Covid-19.


Protein-protein yang mengalami peningkatan adalah protein yang terlibat dalam stres oksidatif, pemrograman ulang metabolik, dan adhesi sel. Peningkatan ini tampak berkaitan erat dengan keparahan gejala Covid-19 yang dialami para partisipan.

Berita Lainnya:
Lulus Cumlaude, Kombes Pol Yade Setiawan Ujung Raih Gelar Doktor di Univ Padjadjaran

Tim peneliti juga menemukan bahwa kadar yang tidak normal pada 20 macam protein di dalam darah bisa memprediksi kejadian long Covid. Sebagian dari protein ini memiliki efek antikoagulan dan antiperadangan.

Bila protein-protein ini bisa dimanfaatkan untuk mengidentifikasi orang yang berisiko terhadap long Covid, maka dokter bisa memberikan terapi intervensi pada orang yang tepat untuk mencegah long Covid. Temuan ini telah dipublikasikan dalam eBioMedicine.

“Mampu mengidentifikasi orang-orang dengan kecenderungan (lebih besar untuk terkena) long Covid lebih dini bisa membantu kami dalam menguji terapi intervensi baru pada orang yang tepat,” jelas peneliti senior dari UCL, Dr Wendy Heywood.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi