Delapan Jenis Ghibah

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Orang yang suka menggibah akan menjadi penghuni neraka.

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEHGhibah merupakan salah satu dosa besar dalam Islam. Ghibah bertujuan menceritakan kekurangan orang lain sehingga tersebar luas.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Orang yang menggibah tidak akan diampuni Allah SWT sampai dia meminta maaf kepada orang yang dighibahinya dan meminta keridhaannya. Karena itu orang yang suka menggibah akan menjadi penghuni neraka. Sebagaimana firman Allah SWT. 

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

ADVERTISEMENTS

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. (Alquran surat An Nur ayat 19).

ADVERTISEMENTS

Ketua umum Rabithah Alawiyyah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Sunniyah Salafiyah Pasuruan, Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf saat mengisi kajian Kitab Ihya Ulumuddin yang disiarkan melalui kanal resmi YouTube Sunsal Media beberapa waktu lalu menjelaskan tentang macam-macam bentuk ghibah yang harus dijauhi oleh setiap Muslim. 

ADVERTISEMENTS

Pertama, ghibah dengan lisan yaitu menceritakan kekurangan atau aib orang lain sehingga diketahui orang banyak. Dampak Ghibah dengan lisan sangat berbahaya sebab bisa memprovokasi orang lain sehingga tidak menyukai atau membenci seseorang.

ADVETISEMENTS

Kedua, ghibah dengan tulisan. Menceritakan aib orang lain dengan tulisan merupakan ghibah. Menurut Habib Taufiq ghiba melalui tulisan bahkan bisa lebih berbahaya dari ghibah lisan sebab ghibah melalui tulisan akan bisa tersebar lebih luas.

“Ghibah tidak harus dilakukan dengan lafaz dengan mulut. Ghibah bisa juga dalam bentuk tulisan. Lewat medsos menceritakan aib orang lain. Tulisan itu lebih berbahaya karena bisa turun-temurun,” kata Habib Taufiq Assegaf. 

Ketiga, ghibah dengan isyarat. Maksudnya seseorang memberikan isyarat tentang aib seseorang kepada orang lain. Misalnya seseorang mendapati tamu yang datang ke rumahnya bertubuh pendek. Kemudian dia memberitahu kepada keluarganya yang lain dengan mengatakan “Ada tamu segini tubuhnya (sambil memberi isyarat dengan tangan menunjukkan tinggi tubuh tamu tersebut).

Keempat, ghibah menirukan. Habib Taufiq mencontohkan seseorang yang menirukan atau mempraktikkan saudaranya yang mengalami keterbatasan fisik sehingga ditonton orang lain maka itu termasuk juga dalam ghibah. Bakan dosanya berlipat karena telah mengolok-olok. 

Habib Taufiq mengingatkan jangan kelebihan yang dimiliki oleh diri sendiri membuat menghina atau merendahkan orang lain. Sebab Allah dapat dengan mudah menghilangkan kelebihan itu dan merendahkan. Allah juga dapat dengan mudah mengangkat derajat seseorang dan memuliakannya. 

Kelima, ghibah dengan menampakkan kelebihan diri sebagai isyarat untuk membuka aib orang lain. Ghibah jenis ini menurut habib Taufiq rentan menyerang pada ulama atau orang saleh.

Terkadang seseorang ketika mendapat saudaranya sesama muslim melakukan suatu aib, lalu dihadapan orang banyak seseorang tersebut membanggakan dirinya sebagai orang saleh yang terhindar dari melakukan aib tersebut (maksudnya memberitahu orang lain atau menunjukkan ada pelaku aib yaitu adalah saudaranya). 

Keenam, ghibah mengiringi pujian. Habib Taufiq mengatakan banyak orang tergelincir dengan jenis ghibah ini. Banyak orang yang memuji saudaranya namun pada akhirnya menceritakan kekurangan aibnya. Seperti menyebut saudaranya itu pintar, rajin, namun di akhir menceritakan keburukannya. 

Ketujuh, ghibah dengan mendengar. Termasuk melakukan ghibah ketika seseorang mendengar orang lain sedang menggibah lalu dirinya justru ikut bercampur atau mendengarkan dan tidak mencegah atau memberhentikan ghibah itu.

Maka, kendati tidak melakukan ghibah dengan mulut, dirinya tetap melakukan ghibah dengan mendengar. Karena itu ketika mendapati orang yang melakukan ghibah, hendaknya menurut habib Taufiq seorang Muslim segera mencegahnya agar tidak terjadi ghibah. 

Kedelapan, menggibah orang yang sudah meninggal. Menggibah orang yang sudah meninggal termasuk perbuatan dosa. Bahkan akan sulit untuk menghapus dosanya sebab orang yang dighibahi telah meninggal. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version